Nelayan Wadul Dewan Kesulitan Dapatkan Solar

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Keresahan masih menyelimuti nelayan di Jawa Timur. Mereka resah bukan oleh ombak besar atau cuaca ekstrem, melainkan oleh kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang semakin sulit didapat. Tercatat 245.145 nelayan di Jawa Timur belum tersentuh program pemerintah.

Keluhan nelayan ini disampaikan ke anggota DPRD Jawa Timur, Multazamudz Dzikri. Politisi PKB ini mengungkapkan, dirinya kerap menerima keluhan dari para nelayan terkait sulitnya mendapatkan solar.

BACA JUGA:Perahu Terbalik, Dua Nelayan Perempuan Asal Pasuruan Ditemukan Meninggal di Perairan Sidoarjo

Mini Kidi--

“Nasib nelayan yang sudah berat karena kondisi laut yang tidak menentu kian diperparah oleh harga solar yang tinggi di lapangan,” kata Multazamudz Dzikri.

Lanjur Multazamudz Dzikri, terkadang nelayan juga kesulitan mendapatkan solar, akibatnya harga tinggi pun dibeli.

Ia menambahkan, nelayan kerap membeli solar dari pedagang eceran, yang menjual dengan harga jauh di atas harga resmi. “Para nelayan membeli solar dari pedagang solar eceran. Sehingga harga solar lebih tinggi dari harga pada umumnya,” ujarnya.

BACA JUGA:Ratusan Nelayan Suarakan Penolakan Proyek Reklamasi SWL

Harga solar di pasaran, kata dia, bahkan bisa mencapai Rp8.000 per liter. Meski begitu, ia mengaku tidak bisa menyalahkan pedagang eceran karena mereka juga mencari keuntungan.

Multazam mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar segera turun tangan menjawab keresahan nelayan.

“Kami berharap Gubernur mau hadir menjawab keluhan nelayan. Tercatat 245.145 nelayan di Jawa Timur belum tersentuh program pemerintah. Belum nampak kebijakan Gubernur yang pro nelayan,” tegasnya.

BACA JUGA:Demi Masa Depan Anak Cucu, Ribuan Nelayan Surabaya Rela Tak Melaut Demi Tolak Proyek Reklamasi SWL

Ia juga meminta Pemprov Jatim melalui Dinas Kelautan dan Perikanan membantu mempermudah nelayan dalam mendapatkan barcode MyPertamina, agar mereka bisa membeli BBM subsidi secara resmi.

Selain itu, ia mendorong pemerintah untuk berkoordinasi dengan Pertamina agar mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di daerah padat nelayan. "Misalnya di Lekok, Kraton, dan Nguling di Pasuruan. Ini akan sangat membantu para nelayan,” pungkasnya.(day)

Sumber: