umrah expo

Rumah Tangga Bukan Sekadar Cinta, Tapi Juga Komitmen & Hukum

Rumah Tangga Bukan Sekadar Cinta, Tapi Juga Komitmen & Hukum

--

Dalam satu dekade terakhir, kolom rumah tangga di Memorandum telah dihiasi oleh ribuan kisah nyata kadang memilukan, sering kali menyentak kesadaran.

Di dalamnya tergambar betapa rapuh dan kompleksnya hubungan dalam keluarga. Perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, sengketa harta, hingga perebutan hak asuh anak,semuanya mencerminkan bahwa kehidupan rumah tangga tak selalu seindah awal janji suci di pelaminan.

Jika ada satu benang merah dari semua kisah itu, maka jawabannya adalah: banyak rumah tangga yang dibangun tanpa kesadaran hukum sejak awal.

Pasangan menikah karena cinta, tapi lupa bahwa kehidupan bersama juga membutuhkan fondasi hukum yang kuat.

Perjanjian pranikah, pencatatan pernikahan yang sah, hingga kesepakatan soal harta bersama adalah instrumen legal yang justru dapat menyelamatkan hubungan dari konflik berkepanjangan.

Ironisnya, ketika masalah muncul, barulah semua terasa mendesak. Pasangan mulai bingung soal hak dan kewajiban.

Tak sedikit yang bahkan tak memahami siapa yang berhak atas harta, bagaimana nafkah semestinya dijalankan, atau bagaimana posisi anak dalam sistem hukum. Di titik ini, konflik yang semula bisa dihindari justru berakhir di ruang sidang.

Yang lebih mengkhawatirkan, anak-anak kerap menjadi korban utama dari pertikaian orang tuanya. Mereka ditarik ke dalam pusaran perebutan hak asuh, mengalami kekerasan emosional, bahkan terabaikan pendidikannya.

Padahal, undang-undang telah mengatur bahwa perlindungan anak harus menjadi prioritas, bukan korban benturan ego orang dewasa.

Dari berbagai kasus pula, terlihat bahwa kurangnya keterbukaan dan kejujuran menjadi pemicu utama keretakan.

Perselingkuhan yang ditutupi, utang yang disembunyikan, keputusan sepihak tentang keuangan semua bermula dari kebohongan kecil yang akhirnya meruntuhkan kepercayaan. Komunikasi yang sehat, dalam hal ini, menjadi fondasi yang tak kalah penting dibanding dokumen hukum.

Memahami hukum keluarga bukan berarti menjadikan pernikahan seperti perjanjian bisnis yang kaku.

Justru sebaliknya, kesadaran hukum adalah bentuk perlindungan terhadap cinta itu sendiri. Ia menjadi pagar agar keluarga tidak mudah runtuh ketika diterpa badai masalah.

Melalui tulisan ini, kami mengajak pembaca untuk merenung.

Sumber: