umrah expo

Program Beasiswa Pemuda Tangguh Telan Anggaran sekitar Rp60 Miliar per Tahun

Program Beasiswa Pemuda Tangguh Telan Anggaran sekitar Rp60 Miliar per Tahun

Kepala Bapemkesra Kota Surabaya, Arief Boediarto, --

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Program Beasiswa Pemuda Tangguh Kota Surabaya memberikan angin segar bagi 6.144 pelajar SMA/SMK dan MA sederajat.  Para penerima Beasiswa ini mendapatkan bantuan berupa perlengkapan sekolah lengkap, mulai dari seragam, sepatu, kaos kaki, hingga uang pendidikan bulanan sebesar Rp200.000.  

Salah satu pelajar yang beruntung adalah Muhammad Dimas Kurniawan, siswa kelas X SMKN 2 Surabaya. Dia mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang sangat meringankan beban orang tuanya.

"Senang dan sangat bersyukur bisa meringankan beban orang tua, karena lolos Beasiswa Pemuda Tangguh dan mendapatkan perlengkapan sekolah, mulai seragam, sepatu, hingga kaos kaki, serta uang bulanan pendidikan," ujar Muhammad saat ditemui Memorandum di Gelanggang Ramaja.

 BACA JUGA:Atlet Sidoarjo Berprestasi Dapat Beasiswa dari KONI

BACA JUGA:Polresta Banyuwangi Beri Beasiswa Anak Korban KMP Tunu Pratama hingga SMA


Mini Kidi--

Sementara itu, Kepala Bapemkesra Kota Surabaya, Arief Boediarto, menjelaskan proses selanjutnya bagi para penerima beasiswa. Setelah melakukan daftar ulang, mereka wajib mengakses situs web pemkot untuk melaporkan aktivitas sekolah secara berkala.  

Hal ini penting untuk memastikan kelanjutan bantuan dan memantau perkembangan pendidikan mereka, termasuk bagi siswa yang bersekolah di pondok pesantren.  Penerima beasiswa juga diwajibkan membuka rekening Bank Jatim untuk menerima bantuan bulanan.

"Beasiswa diberikan hingga siswa menyelesaikan pendidikan SMA, atau maksimal tiga tahun. Saat ini, sebagian besar penerima adalah siswa kelas 1, serta lulusan SMP atau Madrasah yang naik ke jenjang MA," jelas Arief.

 BACA JUGA:Unusa Memasuki Usia 12 Tahun, Siap Cetak Generasi Emas dengan Beasiswa Fantastis

Beasiswa ini diberikan hingga siswa menyelesaikan pendidikan SMA (maksimal tiga tahun) dan diprioritaskan bagi siswa dari keluarga miskin dan prasejahtera.  Meskipun terdapat sekitar 12.000 pendaftar daring, hanya 6.144 siswa yang lolos seleksi ketat.  

Arief menambahkan bahwa seleksi tidak membedakan sekolah negeri atau swasta, yang terpenting adalah memenuhi kriteria kependudukan dan ekonomi. 

"Kami tidak membedakan sekolah negeri atau swasta, yang terpenting adalah memenuhi kriteria sebagai penduduk ber-KTP Surabaya dari keluarga miskin dan pra sejahtera. Mereka yang tidak lolos umumnya karena berasal dari keluarga sejahtera," ungkap Arief.

 BACA JUGA:Dukung Insan Pers, BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis sebagai Penerima Beasiswa Pascasarjana

Sumber: