Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Apresiasi Proyek 7 Rumah Pompa
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Aning Rahmawati.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) terus menggenjot pembangunan infrastruktur pengendali banjir, dengan menargetkan penyelesaian tujuh rumah pompa baru pada tahun 2025.
Langkah ini mendapat apresiasi dari legislatif, meskipun disertai catatan kritis terkait waktu pelaksanaan lelang.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Aning Rahmawati, menyampaikan apresiasinya kepada DSDABM yang dinilai mampu merealisasikan proyek vital di tengah adanya rasionalisasi anggaran.

Mini Kidi--
Menurutnya, komitmen untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir adalah bukti keberpihakan pemerintah pada kebutuhan mendesak warga.
"Proses lelang yang baru dimulai harus terus dikawal sampai terealisasi sesuai dengan target waktu, sehingga betul-betul membawa kemanfaatan buat warga Surabaya," tegas Aning.
Namun, Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Raperda Pengendalian Banjir DPRD Kota Surabaya ini menyoroti proses lelang yang baru dimulai pada pertengahan tahun.
BACA JUGA:Wakil Ketua DPRD Surabaya Soroti Rencana Evaluasi Pembangunan Rumah Pompa
Ia mengingatkan bahwa dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) sudah disahkan sejak tahun 2024, sehingga idealnya proses lelang bisa dimulai lebih awal.
"Meskipun DPA sudah digedok 2024, yang harusnya lelang juga bisa dimulai awal tahun," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala DSDABM Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, menegaskan bahwa pembangunan ini merupakan upaya serius pemerintah dalam menangani permasalahan banjir di Kota Pahlawan. Dari tujuh titik yang ditargetkan, dua di antaranya bahkan sudah rampung proses lelangnya.
BACA JUGA:Evaluasi Ulang Rencana Pembangunan Rumah Pompa Picu Penundaan Meski Lelang Sudah Berjalan
"Ada dua titik yang sudah selesai proses lelangnya. Yaitu di Rungkut dan Karah akan dibangun tahun ini," ujar Syamsul.
Sementara itu, lima proyek rumah pompa lainnya kini tengah memasuki tahap lelang melalui laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Surabaya.
Kelima proyek tersebut adalah rumah Pompa Dukuh Menanggal dianggarkan Rp 13,7 miliar, Rumah Pompa Margorejo dengan anggaran Rp 10,5 miliar, Rumah Pompa Ketintang Madya sekitar Rp 10 miliar, Rumah Pompa Ahmad Yani nilai anggaran Rp 9,7 miliar dan Rumah Pompa Tengger Kandang sebesar Rp 4,8 miliar.
Total nilai pekerjaan dari kelima proyek yang sedang dilelang tersebut mencapai lebih dari Rp 48 miliar.
BACA JUGA:Polsek Mulyorejo Siaga Bencana, Pantau Rumah Pompa Antisipasi Banjir
Syamsul menjelaskan, pemilihan lokasi didasarkan pada evaluasi komprehensif terhadap wilayah prioritas, dengan mempertimbangkan histori banjir dan ketersediaan sistem pendukung.
“Jadi kami menyasar wilayah yang memang rawan. Rumah pompa ini kami bangun di lokasi-lokasi yang memang dibutuhkan untuk memperkuat pengendalian banjir. Setiap titik memiliki urgensi yang berbeda, tapi semuanya prioritas,” jelas Syamsul.
Ia menambahkan, pembangunan ini tidak hanya bertujuan mengurangi genangan saat musim hujan, tetapi juga sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat sistem drainase dan meningkatkan kualitas infrastruktur di kawasan sekitarnya.
BACA JUGA:Polsek Karangpilang Gelar Patroli Presisi di Rumah Pompa Kebraon
“Ketika rumah pompanya beroperasi, tentu akan berdampak pada kenyamanan warga dan efisiensi penanganan banjir secara keseluruhan,” ujarnya.
Dengan dimulainya proses konstruksi dalam waktu dekat, Pemkot Surabaya berharap seluruh rumah pompa dapat rampung sesuai target tahun ini.
"Kami akan terus mengawal proses pembangunan agar berjalan tepat waktu dan sesuai standar teknis yang telah ditetapkan," pungkasnya. (alf)
Sumber:



