Konversi Lahan Capai 5.000 Hektare per Tahun, Fraksi PDIP DPRD Jatim Ingatkan Sektor Pertanian
Ketua Fraksi PDIP DPRD Jatim, Wara Sundary Renny Paramana--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Ketahanan pangan di Jatim terancam karena kerapuhan sektor pangan dari lahan pertanian mengancam. Saat ini lahan pertanian di Jawa Timur terus menyusut dari tahun ke tahun.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Jatim, Wara Sundary Renny Paramana menegaskan, penurunan lahan produktif ini harus diantisipasi serius dengan konsistensi penegakan tata ruang.
"Ini warning bagi sektor pertanian kita. Lankah tegas pengurangan lahan pertanian harus dilakukan. Percuma program pertanian diintensifkan kalau lahan terus berkurang," ujar Wara Sundary Renny Paramana

Mini Kidi--
Data didapat Fraksi PDIP, ditemukan konversi lahan pertanian produktif di Jatim masih terjadi. Rata-rata 5.212 hektare per tahun, utamanya bergeser menjadi perumahan, industri, dan jalan tol.
“Konversi lahan pertanian produktif di Jatim mencapai 5.212 hektare per tahun. Tanpa penguatan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), lumbung pangan desa, dan hilirisasi hasil pertanian rakyat, ketahanan pangan kita akan rapuh,” ujar Bunda Renny sapaan akrabnya
BACA JUGA:Fraksi PDIP DPRD Jatim Ingatkan Alih Fungsi Lahan Jadi Ancaman Swasembada Pangan Nasional
Padahal lanjut bunda Renny, sekitar 35% penduduk Jawa Timur masih menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Namun realitas di lapangan, tata ruang wilayah di beberapa daerah seringkali tidak konsisten diterapkan.
“Tata ruang harus konsisten dalam menopang ketahanan pangan. Itu urusan tata ruang wilayah masing-masing. Harus dipertahankan untuk pertanian, peternakan, dan ketahanan pangan," tegasnya.
"Harus tetap ada sanksi yang ditegakkan. Kalau tidak, lahan akan terus menyusut, masyarakat yang paling dirugikan,” lanjut wanita yang juga Bendahara DPD PDIP Jatim.
BACA JUGA:FPDIP DPRD Jatim Siapkan Tanaman Pokok Pengganti Beras, Jalankan Instruksi Megawati
Sementara itu anggota Fraksi PDIP yang duduk di Komisi B DPRD Jatim Ony Setiawan menambahkahkan, sebenarnya berbagai program teknis sudah dijalankan untuk menahan laju penyusutan lahan pertanian.
Mulai dari intensifikasi, tumpangsari, optimalisasi lahan pekarangan, hingga pemanfaatan lahan di sekitar hutan bekerja sama dengan Perhutani.
Sumber:



