umrah expo

Korban Mutilasi Sadis Dimakamkan di Lamongan

Korban Mutilasi Sadis Dimakamkan di Lamongan

Suasana pemakaman korban pembunuhan dan mutilasi ditempat pemakaman umum (TPU) Desa Made, Kecamatan Lamongan.--

LAMONGAN, MEMORANDUM.CO.ID - Korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di kawasan Pacet, Mojokerto, itu dibawa dengan menggunakan mobil jenazah RS Bhayangkara Pusdik Sabhara dalam peti berwarna putih, Selasa 9 September 2025.

Isak tangis keluarga, sanak famili, teman dekat tetangga, orang tua serta adiknya pecah saat jenazah almarhumah Tiara Angelina Saraswati (25), perempuan beralamat di Jalan Made Kidul, nomor 22, RT 003/ RW.003, Desa Made, Kecamatan Lamongan kota ini tiba di rumah duka.

BACA JUGA:Duka Selimuti Desa Made, Putri Penjual Sempol yang Cerdas Jadi Korban Mutilasi


Mini Kidi--

Kedatangan Almarhumah Tiara, ayah korban, Setyawan Darmadi, tak kuasa menahan duka yang mendalam, dirinya bahkan sempat pingsan sebelum jenazah memasuki rumah duka dan ia harus dibopong oleh keluarganya.

Sebelum dimakamkan, jenazah Tiara kemudian dishalatkan di Masjid Nurul Yaqin, yang berjarak tidak jauh dari rumah korban. Setelah dishalatkan, dan diiringi rombongan sanak famili, serta masyarakat sekitar ikut mengantarkan almarhumah ke peristirahatan terakhir di tempat pemakaman umum (TPU) di Desa Made, Kecamatan Lamongan.

BACA JUGA:Pelaku Mutilasi Koper Merah Dijatuhi Hukuman Penjara Seumur Hidup

Disampaikan Kepala Desa Made, Eko Widiyanto, pihaknya menyampaikan belasungkawa yang sedalam dalamnya, sekaligus kami berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, baik dari pihak kepolisian Polda Jatim, Polres Mojokerto, Polres Lamongan, TNI, khususnya pada pihak rumah sakit Bhayangkara Porong, maupun seluruh elemen masyarakat yang memberi dukungan serta telah membantu proses pemakaman Tiara hingga selesai dan berjalan lancar.

BACA JUGA:Takut Dihantui Arwah Korban Mutilasi, Warga Minta Polisi Percepat Pemberkasan

Lanjut Eko, kasus tragis yang menimpa Tiara seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama dalam pendampingan anak muda di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

“Remaja masih membutuhkan bimbingan. Jika ada masalah, harus ada tempat untuk berbagi dan meminta perlindungan. Dengan harapan, peristiwa ini bisa dijadikan pelajaran serta perhatian kita bersama, agar peristiea trgis ini tidak terulang kembali,” pungkaanya. (pul).

Sumber: