Drama Tumbler Berbuah Surga

Drama Tumbler Berbuah Surga

--

TERNYATA, di negeri +62, ada benda yang harganya bisa menggetarkan jabatan: tumbler tiga ratus ribu rupiah. Bukan emas. Bukan berlian. Hanya botol minum—yang biasanya kita jadikan hadiah seminar.

BACA JUGA:Barcode untuk Polisi Nakal

Tumbler itu hilang. Dunia tak ikut runtuh. Tapi jagad maya runtuh. Satu video, satu kemarahan, satu unggahan, cukup membuat seorang petugas KAI nyaris kehilangan seragamnya. Hanya karena tumbler. Betapa mahalnya sebuah botol ketika ego ikut ditaruh di dalamnya.

BACA JUGA:Operasi Zebra 2025 seperti Password WiFi

Yang lebih mahal lagi: rasa belas kasih. Rupanya di zaman kompetisi unggahan, empati bisa tercecer seperti tutup tumbler yang jatuh di peron.

BACA JUGA:Datang Diam-diam, Pulang Membawa Nama Besar

Tapi cerita selalu punya tikungan. Dan seperti biasa, Tuhan menulis naskah dengan humor yang halus. Di saat seseorang kehilangan tumbler, seseorang lain justru mendapat umrah. Tanpa ikut lomba apapun. Tanpa kampanye apa pun. Hanya karena ia jujur.

BACA JUGA:Indonesia Emas Tak Akan Lahir dari Generasi Narkoba

Argi Budiansyah—nama yang tiba-tiba dikenal negeri—tidak memilih jadi tokoh. Ia hanya bekerja. Menjaga barang orang lain. Lalu menanggung marah yang bukan miliknya. Publik mengelus dada, ia mengelus nasib. Dan nasib, seperti biasa, punya cara membalas.

BACA JUGA:Dari Gatotkaca ke Maung

Ipda Purnomo datang tanpa drama. Memberi umrah tanpa konferensi pers. Menawarkan hadiah bukan karena pencitraan, tapi karena kagum pada integritas. Dan ketika Argi memilih memberikan kesempatan itu kepada ibunya, drama tumbler berubah jadi kisah paling mulia minggu ini: bakti seorang anak.

BACA JUGA:Intelektual Pun Bisa Jadi Korban Bully

Beginilah negara kita:

Kadang tumbler lebih menakutkan daripada peraturan.

Sumber: