Barcode untuk Polisi Nakal

Barcode untuk Polisi Nakal

--

POLRI kembali meluncurkan inovasi. Bukan penindakan besar-besaran, bukan reformasi internal, bukan gebrakan yang mengguncang meja para kapolsek dan kapolres yang under performance. Bukan.

BACA JUGA:Operasi Zebra 2025 seperti Password WiFi

Inovasi terbaru itu bernama barcode.

BACA JUGA:Suro Boyo vs Ayam Jago

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pengawasan harus diperluas supaya laporan masyarakat bisa ditangani lebih cepat dan transparan. Maka dipasangkanlah barcode di berbagai titik publik. Tinggal scan. Tinggal lapor. Tinggal tunggu. (Yang sering kali lebih lama dari waktu scan-nya.)

BACA JUGA:Datang Diam-diam, Pulang Membawa Nama Besar

Dari cara bicara Kapolri, seolah yang membuat penanganan laporan lambat selama ini hanyalah satu hal: masyarakat tidak punya barcode.

Seakan-akan selama ini Propam sibuk menunggu laporan, hanya saja masyarakat tidak tahu harus scan di mana. Seolah yang kurang dari sistem adalah sticker berbentuk kotak-kotak hitam-putih itu. Bukan soal keberanian, bukan soal integritas, bukan soal pimpinan daerah yang pura-pura tidak tahu.

BACA JUGA:Indonesia Emas Tak Akan Lahir dari Generasi Narkoba

Bahkan Wakapolri Komjenpol Dedi Prasetyo sebelumnya sudah blak-blakan: banyak pimpinan—kapolsek hingga kapolres—yang masih di bawah standar.

Kurang greget. Kurang sigap. Kurang apa saja yang seharusnya dimiliki pemimpin kepolisian.

BACA JUGA:September Kelabu

Tapi teknologi akhirnya mengambil alih tugas mereka. Kalau manusianya susah dibenahi, benahilah dulu tiang listriknya.

BACA JUGA:Dari Gatotkaca ke Maung

Sumber: