umrah expo

DPRD Surabaya Mediasi Sengketa Lapangan PS Nanggala, Pembinaan Bibit Muda Terancam

DPRD Surabaya Mediasi Sengketa Lapangan PS Nanggala, Pembinaan Bibit Muda Terancam

Rapat dengar pendapat yang difasilitasi DPRD Kota Surabaya.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Konflik dualisme kepengurusan Lapangan Klomrojoyo Dukuh Menanggal, atau lebih dikenal sebagai markas PS Nanggala, kini memasuki babak baru. Komisi B DPRD Kota Surabaya turun tangan memediasi sengketa yang dikhawatirkan mengorbankan pembinaan sepak bola usia dini di Kota Pahlawan, Senin 22 September 2025.

Rapat dengar pendapat di Gedung DPRD Surabaya mempertemukan para pihak yang berseteru. Permasalahan bermula ketika Perkumpulan Insan Bola Dukuh Menanggal, kepengurusan yang sah tercatat di Kemenkumham dengan nomor 01/2024 sejak 17 September 2024, digantikan oleh kepengurusan baru.


Mini Kidi--

Lurah Dukuh Menanggal pada 6 Agustus 2025 menunjuk jajaran pengurus baru untuk mengelola lapangan tersebut, memicu polemik perebutan hak kelola.

Anggota Komisi B, Yuga Pratisabda Widyawasta mengatakan sengketa kepentingan semacam ini berdampak pada masa depan pesepak bola muda.

Ia menyoroti sejarah panjang PS Nanggala sebagai salah satu klub internal Persebaya yang banyak melahirkan talenta hebat untuk Surabaya.

BACA JUGA: DPRD Surabaya Optimis Pinjaman Daerah Rp3,15 Triliun Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

"Yang kita tahu, lapangan Nanggala ini kan historinya panjang. Salah satu klub Persebaya yang melegenda, menghasilkan bibit-bibit sepak bola kota Surabaya yang luar biasa," ujar Yuga.

Ia juga mengungkapkan fakta bahwa pada ajang Porprov terakhir, tidak ada satu pun pemain dari PS Nanggala yang mewakili tim Surabaya.

"Yang kami takutkan itu masalah non-teknis akhirnya menggugurkan bibit-bibit sepak bola yang sudah berusaha keras di kota Surabaya," tegasnya.

BACA JUGA:Paripurna DPRD Tulungagung, Bupati Sampaikan Rencana Penggunaan Anggaran Tahun 2026

Yuga mendesak agar semua pihak mengesampingkan ego dan kepentingan pribadi. Fokus utama harus dikembalikan pada tujuan awal, yaitu pembinaan atlet.

"Ayo jadi satu mikir bal-balan, mikir bibitnya, jangan cuannya dan pengelolanya sehingga begini terus. Harus duduk bersama memikirkan sepak bola agar lebih maju," serunya.

Sementara itu, R Sunarto, salah satu pendiri sekaligus penasihat Perkumpulan Insan Bola Dukuh Menanggal, menegaskan pihaknya tidak memiliki kepentingan lain selain merawat lapangan dan melanjutkan pembinaan.

BACA JUGA:Sengketa Lahan Darmo Hill, DPRD Surabaya Bawa Aduan Warga ke Kementerian BUMN

Ia menjelaskan selama ini pengelolaan berjalan baik dengan prioritas untuk Sekolah Sepak Bola (SSB) setiap Minggu pagi dan warga lokal setiap Kamis serta Minggu sore.

"Sisa jadwalnya kami sewakan untuk pihak luar demi menutupi biaya perawatan yang tidak sedikit," jelas Sunarto.

Pihaknya juga sudah menempuh jalur legal dengan mengajukan permohonan hak kelola ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya sebanyak dua kali, namun hingga kini belum mendapatkan jawaban.

"Meski belum ada ikatan hukum, kami tetap memanfaatkan lapangan agar tidak terbengkalai dan bisa terus dipakai anak-anak SSB serta pecinta sepak bola Surabaya," pungkasnya.

Sumber: