Ragu Hendak Laporkan Pasangan Terindikasi Pemakai Sabu
Yuli Setyo Budi, Surabaya Pertengkaran Angga vs Sulis malam itu berlangsung sangat sengit. Itu bersambung pada hari-hari sesudahnya. Tiada hari terlewati tanpa pertengkaran. Angga semakin dalam saja terperosok ke dunia barunya. Pekerjaan Angga hanya nyabu, nyabu, dan nyabu. Uang yang diputar Sulis dalam bisnis-bisnisnya sering hilang. Saat ditanya soal itu, Angga bukan mengaku atau mengelak, tapi malah marah. Akhirnya Sulis mengalah. Dia tak lagi mempersoalan uangnya yang hilang. Dia hanya berniat untuk lebih berhati-hati menyimpan uangnya. Terutama uang dagangan. Tapi, nyatanya langkah ini menyebabkan persoalan baru. Bila uangnya habis, kini Angga terus-menerus meminta Sulis. Nilainya tidak pernah kecil. Selalu di atas Rp 1 juta. Ketika Sulis tidak meluluskan permintaan itu, tamparan keras atau tendangan selalu dilayangkan Angga ke tubuh istrinya. Sulis hanya sanggup menangis dan menangis. Kekerasan yang diterimanya dari Angga dianggap sebagai balasan terhadap dosa-dosanya yang menggunung sebelum menikah vs lelaki tersebut. Diceritakan Sulis bahwa tingkah laku Angga sudah tidak bisa ditoleransi. Tidak ada pekerjaan lain di rumah selain tidur. Apabila ada teman-temannya datang, mereka lantas masuk kamar dan seharian menghabiskan waktu di dalam. Pernah tebersit rencana untuk memberitahukan kegiatan suaminya itu ke polisi. Ini saran teman-temannya mengaji di masjid. Sebab, dengan begitu suaminya tidak akan dipenjara. Angga hanya akan dibina. Tapi Sulis berpikir: lalu untuk apa kalau tidak ada kemauan dari Angga sendiri untuk melepaskan dari narkoba? Ujung-ujungnya pasti akan kembali juga. Sulis yang mencoba bersabar akhirnya sampai di ambang batas. Suatu malam rumahnya kedatangan beberapa aparat. Mereka menggerebek Angga dan teman-temannya yang diperkirakan sedang berpesta sabu di kamar belakang lantai dua. Tapi, harapan aparat ibarat pepesan kosong. Kamar yang diperkirakan dipakai Angga cs untuk berpesta sabu sama sekali tidak ada orangnya. Kamarnya bahkan bersih dari apa pun. Selain tidak ada penghuninya, kamar tersebut bersih dari benda-benda haram. Yang ada di dalam kamar hanya satu set tempat tidur, meja belajar/kerja, dan karpet yang sudah sangat usang. Namun setelah meneliti kamar tersebut dengan seksama, petugas menemukan sebuah handphone (HP) di balik plafon. HP tersebut berisi nomor-nomor tanpa nama. Aparat meyakini nomor-nomor tadi berhubungan dengan jaringan narkoba yang Angga terikat di dalamnya. HP tadi disita untuk penyelidikan lebih jauh. Sulis diminta datang ke kantor polisi keesokan harinya untuk dimintai keterangan. “Pengakuan Bu Sulis kepada saya, dia tidak tahu-menahu ke mana suaminya kabur pasca penggerebekan itu. Dia juga menceritakan bahwa dirinya sempat ingin melaporkan suaminya sendiri ke polisi,” kata si pengacara Sulis. (bersambung)
Sumber: