Waspada Demam Berdarah Meningkat, Ketahui Pencegahan dan Penanganannya!
Waspada Demam Berdarah Meningkat--Unsplash
MEMORANDUM - Musim hujan telah tiba, dan bersamaan dengan itu, kasus demam berdarah (DBD) pun mulai meningkat.
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang serius, bahkan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Peningkatan Kasus DBD
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus DBD pada tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Cuaca hujan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.
- Masyarakat yang kurang menjaga kebersihan lingkungan.
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD.
Gejala DBD
Gejala DBD biasanya muncul 4-10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Gejala-gejala tersebut antara lain:
- Demam tinggi (38°C atau lebih).
- Sakit kepala berat.
- Nyeri otot dan sendi.
- Ruam kulit.
- Mual dan muntah.
- Nyeri di belakang mata.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
BACA JUGA:Waspada Demam Berdarah di Surabaya, Cegah Sebelum Terlambat
BACA JUGA:Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Madiun Capai 109 Orang
Pencegahan DBD
Pencegahan DBD yang paling efektif adalah dengan 3M Plus, yaitu:
- Menguras: Tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, tempayan, dan talang air.
- Menutup: Rapat-rapat tempat penampungan air, seperti drum, kendi, dan toren air.
- Memanfaatkan kembali: Barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
- Plus: Melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk lainnya, seperti:
- Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.
- Menggunakan obat anti nyamuk.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk.
Penanganan DBD
Pengobatan DBD biasanya dilakukan dengan terapi suportif, seperti:
- Pemberian obat untuk meredakan demam dan nyeri.
- Pemberian cairan infus untuk mencegah dehidrasi.
- Pemantauan tanda-tanda vital pasien.
Pada kasus yang parah, pasien DBD mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Penting untuk diingat bahwa DBD dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan 3M Plus. Jika Anda mengalami gejala DBD, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Mari bersama-sama kita tingkatkan kewaspadaan dan upaya pencegahan DBD agar terhindar dari penyakit berbahaya ini. (mg15)
Sumber: