Peforma Mercedes Menurun, Pusingnya Toto Wolff dan Pasrahnya Lewis Hamilton

Peforma Mercedes Menurun, Pusingnya Toto Wolff dan Pasrahnya Lewis Hamilton

Dalam tiga balapan pembuka musim 2024, performa Mercedes masih jauh dari harapan. Tim yang selalu menjadi rival terberat Red Bull ini justru semakin terpuruk sejak era ground effect diterapkan di F1.--Tangkapan layar youtube

MEMORANDUM - Toto Wolff sang engginer dari tim Mercedez AMG mungkin sedang pusing tujuh keliling melihat situasi tim Mercedes saat ini.

Dalam tiga balapan pembuka musim 2024, performa Mercedes masih jauh dari harapan. Tim yang selalu menjadi rival terberat Red Bull ini justru semakin terpuruk sejak era ground effect diterapkan di F1.

Musim ini, Mercedes menargetkan untuk bangkit dan menjadi tim rival terdekat Red Bull yang mampu naik podium secara reguler.

Namun, kenyataannya justru berbanding terbalik. Performa mereka menurun drastis dan 2024 menjadi tahun terburuk sejak era ground effect di tahun 2022.

Di tahun 2022, dengan inovasi zeropod mereka, Mercedes mampu meraih 65 poin dalam tiga balapan pertama. Lalu di tahun berikutnya, poin mereka turun menjadi 56 poin.

Dan tahun ini, poin mereka merosot tajam hingga hanya 26 poin saja, dan sama sekali belum mencicipi podium di konstruktor.

Mercedes terpaku di peringkat keempat di bawah McLaren dan Ferrari. Tren negatif ini dikonfirmasi dari apa yang Mercedes perlihatkan sejauh ini.

Lewis Hamilton sempat mengklaim bahwa 2024 adalah awal musim terburuk sepanjang karirnya, di mana dia hanya bisa koleksi 8 poin saja dari tiga balapan pembuka. Hamilton bahkan dikabarkan ingin pindah ke Ferrari.

Mercedes semakin memburuk di Australia. Dua pembalap mereka, Hamilton dan Russell, sama-sama DNF. Russell tampil lebih baik dari Hamilton dan bisa start dari posisi ketujuh. Sayangnya, dia gagal menyalip Alonso dan hanya bisa finish di posisi keenam.

Performanya di Australia jauh lebih buruk dibandingkan di Bahrain dan Arab Saudi. Mereka bahkan pulang dengan tangan hampa karena Hamilton dan Russell sama-sama DNF.

Mercedes bereksperimen untuk mencari tahu masalah yang dialami mobil W15. Hasilnya nihil, performa mereka tetap tidak membaik.

Secara mekanikal, mobil Mercedes W15 juga masih menyimpan beberapa masalah yang muncul di Australia, seperti ketidakcocokan data di simulator dengan data di sirkuit. Hal ini menyebabkan performa Mercedes tidak konsisten dan fluktuatif.

Kepemimpinan Toto Wolff di saat-saat sulit seperti ini semakin dipertanyakan. Banyak yang menilai bahwa Mercedes terjebak dalam labirin ground effect karena sikap pragmatis dan kehati-hatiannya terhadap tim-tim rival.

Mercedes masih percaya bahwa mobil W15 bisa menjadi kompetitor yang jauh lebih baik. Namun, untuk saat ini, mereka harus kembali berjuang keras selama 3 tahun secara berturut-turut dan lagi-lagi terjebak dalam labirin mobil ground effect. (mg20)

Sumber: