Banjir di Ponorogo Putus Jalur Penghubung Jengglong Sawoo, 8 Rumah Terisolir
Ponorogo, Memorandum.co.id - Hujan deras sejak kemarin sore hingga tadi malam menimbulkan banjir di sejumlah wilayah di Ponorogo. Fatalnya, banjir juga mengakibatkan jalan terputus di lingkungan Jengglong, RT 4 RW 1 Dukuh Sawoo, Desa Sawoo, Kecamatan Sawoo. Jalan yang selama ini menghubungkan lingkungan Jengglong dengan wilayah sekitarnya itu terputus lantaran tergerus banjir, sehingga mengakibatkan seluruh badan jalan yang berada di tebing sungai itu runtuh dan hanyut terbawa arus. Kejadian ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh pihak Pemerintah Desa Sawoo bersama warga sekitar dengan membuat bronjong batu guna menahan derasnya aliran sungai. Namun usaha warga guna menyelamatkan akses jalan ini pupus karena tingginya debit air dan derasnya arus menerjang jalan di bibir sungai setinggi 4 meter ini. Dengan adanya kejadian ini praktis sekitar 8 rumah dan 1 mushola terisolir dan hanya bisa mengandalkan sepeda motor melewati pekarangan warga. Kapolsek Sawoo, AKP Edi Suyono yang meninjau lokasi bersama Kanit Binmas Aiptu Subandi dan Kepala Desa Sawoo Sariono menerangkan bahwa hujan yang terjadi sejak pukul 15.30-17.30 WIB itu menyebabkan Sungai Sawoo meluap. "Kejadiannya tadi dilaporkan terjadi sekitar pkl.17.00 wib, dimana bronjong batu yang sebelumnya dibuat untuk menambal longsoran jalan ini tidak kuat menahan arus dan bahkan terbawa arus banjir. Kemudian arus banjir juga langsung menghantam sisa separuh badan jalan setinggi 4 meter sepanjang kurang lebih 10 meter," ujar Edi Suyono di lokasi. Masih menurut Edi Suyono, lokasi ini berada di tikungan sungai, ditambah jalan yang terputus sangat dekat dengan bibir sungai. Dirinya berpesan kepada warga agar sementara tidak berada di sekitar lokasi karena curam dan dikhawatirkan rawan longsor susulan. "Apabila terjadi curah hujan dengan intensitas yang tinggi, kepada warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi agar sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman," pintanya. Sementara itu, Kades Sariono menyatakan, kejadian ini memaksa warga lingkungan Jengglong harus menempuh jalur memutar sekitar 1,5 kilometer melewati jalan persawahan untuk ke pasar atau ke sekolah terdekat.(alv/ack)
Sumber: