Asal Usul Nastar: Perpaduan Budaya dan Cita Rasa yang Manis

Asal Usul Nastar: Perpaduan Budaya dan Cita Rasa yang Manis

Nastar, kue kering mungil dengan isian nanas yang legit, selalu menjadi primadona di momen Lebaran. Rasanya yang manis dan teksturnya yang renyah membuat nastar digemari oleh semua kalangan.-Ilustrasi Pixabay.-

MEMORANDUM - Nastar, kue kering mungil dengan isian nanas yang legit, selalu menjadi primadona di momen Lebaran. Rasanya yang manis dan teksturnya yang renyah membuat nastar digemari oleh semua kalangan. Namun, tahukah Anda dari mana asal usul nastar?

Dulur-dulur, sejarah nastar terbilang panjang dan menarik, mencerminkan perpaduan budaya dan cita rasa yang unik. Berikut beberapa teori tentang asal usul nastar:

BACA JUGA:Menang 4 Kali Beruntun di La Liga, Madrid Semakin Dekat dengan Juara

Teori Portugis:

Salah satu teori yang populer menyebutkan bahwa nastar berasal dari kue kering tradisional Portugis bernama "pastel de nata". Kue ini dibawa oleh para pelaut Portugis yang menjelajahi Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada abad ke-16.

BACA JUGA:Tak Pernah Menang dalam 3 Laga Terakhir, MU Terancam Tidak Bisa Bermain di Eropa

Pastel de nata memiliki isian custard telur dan dilapisi bubuk kayu manis. Di Indonesia, isian custard telur diubah menjadi selai nanas, menyesuaikan dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan.

Teori Belanda:

Teori lain menyebutkan bahwa nastar berasal dari kue kering tradisional Belanda bernama "ananasbol". Kue ini memiliki bentuk yang mirip dengan nastar, dengan isian nanas dan dilapisi keju parut.

BACA JUGA:Penerimaan Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 : Berikut Syarat dan Jadwal Pendaftaran

Ananasbol diperkenalkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, dan kemudian dimodifikasi dengan mengganti keju dengan remah roti dan tepung.

Teori Tionghoa:

Teori ini mengaitkan nastar dengan kue kering tradisional Tionghoa bernama "niao keok". Kue ini memiliki bentuk yang mirip dengan nastar, dengan isian pasta kacang merah dan dilapisi wijen.

Niao keok diyakini dibawa oleh para imigran Tionghoa ke Indonesia, dan kemudian dimodifikasi dengan mengganti isian kacang merah dengan nanas.

Sumber: