Kiswah: Jubah Agung Penutup Kabah

Kiswah: Jubah Agung Penutup Kabah

Kiswah melambangkan kesatuan umat Islam di seluruh dunia. Warna hitamnya melambangkan kesederhanaan dan ketaatan kepada Allah SWT. --Unsplash

MEMORANDUM - Kiswah, jubah hitam megah yang menyelimuti Kabah, bukan sekadar kain biasa. Ia bukan hanya pemanis, tetapi juga simbol kesucian dan keagungan Baitullah. Di balik kemegahannya, Kiswah menyimpan sejarah panjang dan proses pembuatan yang istimewa.

Sejarah Kiswah

Tradisi menutupi Kabah dengan kain sudah ada sejak zaman pra-Islam. Bahan dan desainnya pun beragam, tergantung pada masa dan penguasa yang berkuasa. Pada masa Nabi Muhammad SAW, Kabah pernah ditutupi dengan kain burdah, kain Yaman bergaris merah.

Seiring perkembangan Islam, tradisi Kiswah semakin terinstitusi. Pada masa Ottoman, Mesir menjadi pemasok utama Kiswah. Tradisi ini berlanjut hingga awal abad ke-20 ketika Raja Abdul Aziz bin Saud ingin produksi Kiswah berada di tanah Arab.

Pabrik Kiswah di Arab Saudi

Pada tahun 1926, pabrik Kiswah pertama di Arab Saudi didirikan di Ajyad, dekat Masjidil Haram. Kemudian, produksinya dipindahkan ke Umm Al-Joud dengan fasilitas yang lebih modern. Saat ini, pabrik Kiswah di Umm Al-Joud dikelola oleh ratusan pengrajin terampil.

Karakteristik Kiswah

Kiswah terbuat dari sutra hitam seberat 670 kilogram yang dihiasi dengan benang emas dan perak. Kaligrafi ayat suci Al-Quran dan lafaz tauhid menghiasi kain ini dengan indah. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar delapan bulan, mulai dari penenunan sutra, pencelupan, hingga penyulaman ayat-ayat suci.

Penggantian Kiswah

Setiap tahun, pada tanggal 9 Dzulhijjah, Kiswah diganti dengan yang baru. Prosesi ini disaksikan oleh jutaan umat Islam dari seluruh dunia. Kiswah lama kemudian dipotong kecil-kecil dan dibagikan kepada para tamu dan pejabat sebagai kenang-kenangan.(mg20)

Sumber: