Lebaran, Hindari Balas Dendam dengan Makan Berlebihan

Lebaran, Hindari Balas Dendam dengan Makan Berlebihan

Lailatul Muniroh SKM MKes, Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR).--

SURABAYA, MEMORANDUM - Lebaran identik dengan berbagai hidangan lezat, seperti opor ayam, rendang, dan kue-kue kering. Tak heran, banyak orang tergoda untuk "balas dendam" setelah sebulan berpuasa.

Namun, Lailatul Muniroh SKM MKes, Dosen Departemen Gizi FKM UNAIR, mengingatkan agar masyarakat mengonsumsi makanan dengan bijak dan tidak berlebihan.

"Lebaran biasanya menjadi ajang balas dendam karena sudah sebulan berpuasa. Jadi banyak yang beranggapan bisa makan semuanya tanpa melakukan kontrol dengan baik, " kata Lailatul.

Konsumsi hidangan berlemak secara berlebihan dapat membahayakan tubuh, seperti meningkatkan kadar kolesterol dan risiko penyakit degeneratif.

BACA JUGA:Mahasiswa Unair Dorong Perampasan Aset Koruptor Tanpa Lalui Tuntutan Pidana

“Jangan lupa dengan risiko kenaikan berat badan dan penyakit degeneratif yang mengintai. Kalau pola hidup sehatnya terlupakan saat lebaran maka semakin besar risiko buruk yang mengintai,” kata Lailatul.

Lailatul mengatakan bahwa sesekali boleh mengkonsumsi makanan berlemak, tapi harus paham batasannya. Kelebihan kandungan lemak dalam tubuh akan menyebabkan kadar kolesterol meningkat.

"Meski boleh konsumsi lemak tapi harus paham batasan, sehingga tidak terlalu banyak konsumsi lemak,” katanya.

Batas konsumsi lemak dalam sehari sekitar 25 sampai 30 persen kalori. “Misal dalam sehari butuh rata-rata 2.000 kkal, berarti kebutuhan lemaknya 500 kkal, atau setara 55,5 gram lemak. Kalau konsumsi tidak lebih dari 55,5 gram masih aman tapi perlu memperhatikan jenis lemaknya, pilih lemak yang tidak jenuh,” terangnya.

BACA JUGA:Harga Beras Naik Lagi, Ahli Gizi Unair Sarankan Konsumsi Karbohidrat Alternatif Pengganti Makanan Pokok

Lailatul mengungkapkan beberapa alternatif yang bisa dilakukan. Alternatif tersebut seperti memilih dada ayam tanpa kulit untuk menu opor ayam, atau daging sapi tanpa lemak untuk menu rendang. “Selain itu jangan lupa kombinasi sayur dan buah yang kaya serat, serta perbanyak minum air putih. Jadi tidak hanya makan yang bersantan dan berlemak saja,” ungkapnya.

Lebih lanjut, makanan yang mengandung kolesterol tetap bermanfaat bagi tubuh. Tapi dengan catatan kolesterol tersebut merupakan kolesterol baik. Kolesterol ini terkandung dalam alpukat, telur, hingga jenis minyak tertentu.

“Lemak telur itu masih aman, terutama kuning telur. Meskipun kuning telur mengandung kolesterol tinggi tapi tidak harus dihindari, hanya perlu ada batasan. Kalau bahan minyak alternatifnya seperti olive oil atau minyak jagung lebih sehat,” jelasnya.

Lailatul menekankan kepada masyarakat untuk tetap waspada meski lebaran telah tiba. Terlebih lagi pada masyarakat yang memiliki riwayat kadar kolesterol yang tinggi.

BACA JUGA:Bullying Terus Marak, Psikolog Unair Sebut Timbulkan Trauma pada Korban dan Pelaku

 “Kita mengetahui kadar kolesterol tinggi itu dari cek darah. Gejalanya ada yang sampai kram, bahkan bisa mengalami penurunan nafsu makan. Sebenarnya gejalanya banyak, tapi bagi masyarakat yang punya riwayat kolesterol tinggi mestinya lebih paham tanda yang terjadi pada tubuhnya,” tuturnya.

Lailatul berpesan kepada masyarakat untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan prinsip gizi seimbang. Jadi dalam sekali porsi makan harus tetap ada makanan pokok, lauk, sayur dan buahnya. Selain itu penting juga untuk menerapkan pola hidup sehat saat lebaran tiba.

“Konsumsi makanan gizi seimbang sesuai kebutuhan kita. Jangan lupa untuk menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, dan istirahat yang cukup. Aktivitas fisik nggak lupa untuk tetap terlaksana, tidak boleh mager (Malas bergerak, Red),” pungkasnya.(alf)

Sumber: