Mesin Reproduksinya Sering Ngadat, Sulit Distarter

Mesin Reproduksinya Sering Ngadat, Sulit Distarter

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Seorang teman yang dulu sama-sama berburu berita di lapangan—kini sudah jadi legislator—mengeluh. Mesin reproduksinya ngadat. Sulit distater. Andai bisa nyala pun, olinya sering bocor sebelum sampai tujuan. Namanya sebut saja Deni (54). Orangnya gendut. Wajahnya bulat telur. Gaya bicaranya dar-der-dor, blak-blakan. Mungkin karena pinter bicara dan suka ceplas-ceplos itulah Deni tidak bertahan lama jadi wartawan. Dia justru bertahan jauh lebih lama ketika menjadi wakil rakyat. Sampai sekarang! Mungkin karena pandai nggedabrus tadi ya?!? “Apanya yang ngadat, Den?” tanya Memorandum ketika beberapa waktu lalu diundang Deni santap siang di sebuah rumah makan sederhana—sulit membedakan orang ini pelit atau memang bergaya hidup sederhana, karena sejak dulu selalu irit. Deni tidak segera menjawab. Dia memainkan rokok di tangannya. Diputar-putar entah berapa kali, baru dilesapkan ke sela bibirnya. Tampak dia menikmati asap yang sengaja dimasukkan ke dada itu sebelum mengempaskannya keluar. Lucu sekali, mirip si Simin ketika ditanggap tetangga rumah sebelah. “Setiap hendak nafkahi istri, aku harus ke On Clinic. Disuntik dulu. Kalau nggak gitu, sampai kiamat nggak bakalan bisa. Obat biasa sudah nggak mempan,” kata Deni, “Kalau kamu gimana? Apakah stroke juga menyebabkan kamu kehilangan itu?” Deni ternyata mengundang Memorandum untuk minta tolong. Dia minta dibuatkan tulisan singkat yang berisi puja-puji tentangnya. Tulisan tersebut akan diiklankan di beberapa media. “Kalau bisa setiap media tidak sama,” pesan lelaki kelahiran Lamongan ini. Deni kembali akan nyaleg, setelah dua periode sebelumnya sudah berturut-turut menjadi wakil rakyat. Dulu, semasa menjadi reporter, Deni tergolong orang yang biasa-biasa saja. Tidak banyak tingkah. Tapi setelah menjadi wakil rakyat, ada-ada saja ulahnya. Salah satunya poligami. Dia pernah minta dicarikan orang yang bisa menikahkannya secara siri. Memorandum yang dulu—semasa masih menjadi reporter di media lain—pernah menulis bersambung soal poligami mencoba membuka catatan lama. Ternyata  menemukannya. Ada seorang kiai sepuh di Mojokerto yang biasa menikahkan siri sepasang sejoli. Kami pun berangkat ke sana. Tepatnya ke Pacet. Diiringi beberapa teman, yang kebanyakan teman lama, kami menuju sebuah padepokan di kawasan dingin tersebut. Yang hendak dinikahi Deni ternyata seorang pemandu lagu sebuah tempat hiburan malam. Orangnya memang lumayan cantik. Yaaa… 11:12-lah dengan Jennifer Dun. “Nggak takut ketahuan nyonya, Den?” bisik seorang teman waktu itu. Deni hanya tersenyum. Nyatanya sampai sekarang pun pernikahan siri Deni vs pemandu lagu tadi, sebut saja Rindu, masih tersembunyi rapi sebagai rahasia. Tapi, benarkah semua berjalan lancar dan tak pernah ada kendala? “Kalau dilihat sepintas, tampaknya memang baik-baik saja. Tapi, sebenarnya ada masalah di antara kami. Akhir-akhir ini Rindu mengancam. Dia minta sesuatu. Kalau permintaan tersebut tidak dituruti, dia akan membuka status kami. Di media massa maupun di media sosial,” kata Deni. (bersambung)  

Sumber: