Pencerahan pada Seminar Pemuda Antiradikalisme
Bangkalan, Memorandum.co.id - Berbagai upaya terus dikembangkan Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama Putra SIK MSi MH agar komunitas pemuda di wilayah kerjanya tak gampang terpapar faham radikalisme. Seperti Sabtu (22/2), Kapolres diwakili Kasatbinmas AKP Jaswadi tampil sebagai salah satu pemateri dalam forum seminar bertajuk Pemuda Antiradikalisme di kampus mahasiswa Ponpes Syaikhona Kholil. Sedikitnya 150 peserta dari unsur anggota PMII dan mahasiswa dari Syaikhona Kholil yang mulai dihelat pukul 14.00 itu. Kegiatan ekstrakurikuler kampus ini juga dihadiri Ketua Umum PMII Cabang Bangkalan Adinda Arief Komraduddin, Sekretaris PMII Moh Holil, Ketua Komisariat PMII, serta KBO Binmas Polres Iptu Suyitno sebagai pemateri penunjang. Kegiatan kampus dengan mengangkat tema antiradikalisme dalam forum diskusi atau seminar seperti itu, menurut Kasubbag Humas Polres Bangkalan Iptu M Bahrudi, sangat penting digelar dan diangkat kepermukaan. Bahkan, patut ditiru oleh organisasi kepemudaan lainnya. “Tujuannya, ya agar adik-adik kita, para pemuda dan kalangan remaja, pemilikan pemahaman tentang radikalisme. Apa bahayanya bagi kedaulatan NKRI dengan ideologi dan falsafah Pancasila-nya,” kata Bahrudi. Dengan demikian, anak muda calon generasi penerus bangsa di negeri ini, termasuk di Bangkalan, tidak gampang terpengaruh. Apa lagi sampai terpapar faham radikalisme. Di lain pihak, Kasat Binmas AKP Jaswadi ketika tampil sebagai penyaji materi, lebih intens menyuarakan pencerahan kepada para mahasiswa peserta serminar. Jaswadi menegaskan faham radikalisme yang akhir-akhir ini dikembangkan oleh sekelompok kecil umat beragama, tidak hanya kerap menebar aksi teror secara fisik. Lebih dari itu, merek juga berupaya menyusupkan faham radikalisme yang mereka anut keberbagai lembaga dan organisasi kepemudaan. Termasuk ke lingkup insan kampus baik di PTS maupun PTN. ”Itu sebabnya, kami amat berterima kasih kepada adik adik mahasiswa dalam wadah PMII dan masahiswa Syaikhona Kholil yangberinisiatif menggelar seminar dengan tyhematik anti radikalisme,” papar Jaswadi. Terakhir, Jaswadi juga mengisyaratkan sebagian dari kelompok pemangku faham radikalisme itu, terdeteksi ingin mengubah ideologi Pancasila. Bagi NKRI, Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa adalah harga mati. Sebab Pancasila merupakan kekuatan pemersatu yang sangat efektif bagi NKRI yang heterogen. Yakni dihuni rakyat multi etnis, multi agama dan multi kultural. “Itu sebabnya, polres sangat berharap agar generasi muda calon penerus tongkat kepemimpinan dan pembangunan bangsa di republik ini, tidak gampang terhasut, terpengaruh dan ap[a lagi sampai terpapar faham radikalisme,” pungkas Jaswadi. (ras/fer)
Sumber: