Polres Tulungagung Gelar Prarekonstruksi Pembunuhan Janda Kaya Ngunut, Terduga Pelaku Dihadirkan

Polres Tulungagung Gelar Prarekonstruksi Pembunuhan Janda Kaya Ngunut, Terduga Pelaku Dihadirkan

Tulungagung, memorandum.co.id - Setelah sepekan berlalu, polisi akhirnya menemui titik terang terkait terduga pelaku pembunuhan Miratun (65), janda kaya asal Desa/Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Titik terang itu terungkap setelah semalam sekira pukul 23.00 WIB, Satreskrim Polres Tulungagung dan Polsek Ngunut menggelar prarekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) dengan menghadirkan terduga pelaku yang wajahnya tertutup kain hitam. Prarekonstruksi dilakukan dengan penjagaan ketat puluhan petugas bersenjata lengkap. Hal ini menarik minat masyarakat sehingga ingin melihat jalannya prarekonstruski. Terduga pelaku mengawali proses prarekonstruksi dengan menunjukkan adegan membuka pagar rumah korban dilanjutkan masuk melalui jalan sempit di samping rumah korban. Setelah itu, semua adegan dilakukan di dalam rumah. KBO Reskrim Polres Tulungagung, Iptu Suwoyo yang hadir dalam prarekonstruksi ini tidak banyak memberikan komentar. "Kasus ini masih dalam pengembangan," ucapnya singkat. Sementara itu, Kepala Desa Ngunut, Abdullah juga tampak hadir di lokasi guna menyaksikan proses prarekonstruksi ini. Menurut Abdullah, pihaknya mendapat informasi sudah ada satu terduga pelaku yang diamankan polisi di Surabaya. “Ini setahu saya saja lho ya. Memang tadi informasi yang saya peroleh, terduga pelakunya ini sudah ditangkap di Surabaya. Inisialnya RD,” ujarnya. Abdullah menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya, terduga pelaku merupakan mantan anak kos korban. Dia hanya menyewa kamar kos selama 2 hari, tepatnya 2 minggu sebelum korban ditemukan meninggal dunia. Kemudian terduga pelaku ini pamit mau ke Jakarta. Kepergian terduga pelaku ini bersamaan dengan hilangnya uang dan perhiasan milik korban senilai Rp 15 juta. “Lapor ke RT itu uangnya untuk DP beli apa gitu lo, tapi hilang dibawa anak kosnya ini. Karena paman dari pelaku ini tinggal di dekat sini, akhirnya kita mediasi dan disepakati mau diganti setiap bulannya mengangsur Rp 1 juta,” terangnya. Abdullah mengaku, dengan terungkapnya kasus ini dirinya dan warga sekitar merasa lega serta berharap keamanan di wilayahnya kembali tercipta.(fir/mad)

Sumber: