TK Wildani Geruduk Museum Hoofdbureau
Briptu Fasela memberikan penjelasan lemari besi (brankas) kepada bocah TK Wildani.--
SURABAYA, MEMORANDUM-Polrestabes Surabaya digeruduk bocah Taman Kanak-kanak (TK) Wildani beralamat di Jalan Keputran Kejambon I. Puluhan anak-anak berseragam orange tersebut datang secara rombongan naik bemo. Mereka kepo karena ingin tahu apa saja yang ada di dalam Museum Hoofdbureau.
Museum beralamat di Jalan Sikatan nomor 1 Surabaya itu, merupakan bangunan cagar budaya yang difungsikan sebagai tempat kerja Polrestabes Surabaya sekaligus menjadi museum hidup.
Kantor polisi ini kali pertama menjadi museum hidup yang dibuka untuk umum. Di dalam Museum Hoofdbureau terdapat benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan kepolisian.
BACA JUGA:Polsek Karangpilang dan Satlantas Polrestabes Surabaya Gelar SIM Cak Bhabin di SMAK Santo Yusup
Satlantas Polrestabes Surabaya merupakan sahabat anak. Pada kegiatan tersebut, Unit Kamsel memberikan pemahaman dan pendidikan berlalu lintas sejak usia dini kepada anak-anak TK Wildani. Dan juga diberikan materi tentang cara aman ke sekolah.
BACA JUGA:Kapolrestabes Surabaya Ajak Sarapan dan Bagi Sembako Abang Becak
Anak-anak TK itu berisik, sangat antusias menerima materi yang diberikan, diselingi dengan humor lucu yang dibawakan anggota Satlantas Polrestabes Surabaya, sehingga menambah semangat dan meriah acara tersebut.
"Saya senang sekaligus kewalahan karena menghadapi kunjungan anak-anak TK Wildani," kata anggota Satlantas Polrestabes Surabaya Briptu Fasela Dinda kepada Memorandum.
Setelah diberikan materi tentang lalu lintas, anak-anak diajak menyaksikan benda-benda bersejarah di museum yang diresmikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti pada Sabtu, 10 Oktober 2015.
Banyak koleksi benda yang dahulu digunakan oleh polisi seperti senjata, alat-alat penyelidikan, identifikasi, sampai meja tugas yang digunakan oleh kepolisian.
Beberapa senjata dibuat pada 1895, seperti pistol jenis Lee Enfield buatan Inggris. Ada juga pistol Leger Parabellum yang dibuat pada 1898, Shotgun Colt Doble Hammer buatan Amerika Serikat pada 1875.
Di Museum Hidup Hoofdbureau juga terdapat lemari kuno, kamera dengan bermacam-macam usia yang dulu digunakan polisi saat proses identifikasi. Adapun koleksi seragam milik beberapa pejabat kepolisian yang pernah menjabat sebagai Kapolwiltabes Surabaya, seperti milik Sutarman, Anang Iskandar, dan Ito Sumardi.
Ada juga seragam Kapolri Ke-16 yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolwiltabes Surabaya, Jenderal Bimantoro.
Museum Hidup Hoofdbureau juga dibuka untuk umum dan membolehkan publik untuk memanfaatkan museum untuk ajang fotografi atau kegiatan komunitas lainnya. Museum ini juga bisa digunakan untuk Pre Wedding.
Sumber: