PDIP Surabaya Kehilangan 4 Kursi Legislatif, Gerindra dan PSI Nambah, Pengamat: Efek Ekor Jas

PDIP Surabaya Kehilangan 4 Kursi Legislatif, Gerindra dan PSI Nambah, Pengamat: Efek Ekor Jas

Ikhsan Rosidi.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Pemilihan legislatif (pileg) 2024 di Surabaya menelurkan hasil yang mengejutkan. Capaian PDIP, misalnya. Partai penguasa ini mengalami penyusutan kursi. Periode sebelumnya meraih 15 kursi, kini turun jadi 11 kursi. PDIP kehilangan 4 kursinya di masing-masing dapil I, II, IV, dan V.

Sedangkan Gerindra menonjol dalam pileg kali ini. Partai berlogo burung Garuda ini sukses menambah 3 kursi. Sehingga total 8 kursi diamankan pada Pileg 2024. Begitu pula PSI. Pada pileg 2019 meraup 4 kursi, kini menjadi 5 kursi.

PPP pun tak kalah. Pada periode sebelumnya hanya berhasil meraih 1 kursi di dapil II. Kini, Buchori Imron ditemani Muhaimin dari dapil III dan Agus Mashuri dari dapil V. Total 3 kursi.

Sedangkan PKB, PKS, dan Golkar tetap konsisten dengan 5 kursi. Tidak ada perubahan. Hanya berbeda komposisi perwakilan legislatif. Lalu PAN juga bertahan 3 kursi. 

BACA JUGA:Inilah 5 Daerah di Jatim Penyumbang Suara Terbanyak PSI di Pileg 2024

Kemudian Demokrat semula 4 kursi berkurang tinggal 3 kursi. NasDem pun alami nasib serupa. Pileg ini tersisa 2 kursi dari sebelumnya 3 kursi.

Menurut pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi, tergerusnya perolehan kursi PDIP dan bertambahnya kursi Gerindra di Kota Surabaya menunjukkan bekerjanya gejala coattail effect (efek ekor jas) Pilpres 2024.

"Suara Gerindra yang melejit terimbas oleh popularitas Prabowo sebagai capres favorit. Sementara pada sisi lain, suara PDIP mengempis karena ditinggalkan oleh Jokowi sebagai ikon partai terpentingnya, dan melempemnya Ganjar-Mahfud mengemban peran sebagai votes getter untuk PDIP," terangnya, Selasa, 12 Maret 2024.

Kendati demikian, dalam kaca mata Ikhsan, secara bersamaan terjadi pula paradoks atas coattail effect tersebut. Yang ditunjukkan dengan kenaikan kursi PSI yang tidak signifikan.

BACA JUGA:Update Real Count KPU : Partai PSI di Pileg 2024 Meningkat Drastis, Penyumbang Suara Terbanyak dari Jawa Timur

Padahal menurutnya, pada kontestasi kali ini PSI percaya diri dapat melipatgandakan perolehan kursi dengan melabeli dirinya sebagai partainya Jokowi. Bahkan menempuh jalan instan dengan mengangkat Kaesang Pangarep sebagai ketua umum dengan harapan memperoleh Jokowi effect.

"Tapi ternyata kenaikan kursi PSI tidak terlalu signifikan seperti  halnya yang dialami oleh Gerindra," tandasnya.

"Demikian pula Demokrat sebagai salah satu partai pengusung Prabowo-Gibran dalam pilpres, alih-alih mendapatkan coattail effect, justru malah menurun perolehan kursinya," sambung Ikhsan.

Berangkat dari hasil tersebut, Ikhsan menilai, anggapan bahwa pertarungan pileg di tingkat kabupaten/kota merupakan pertarungan sesungguhnya partai-partai peserta pemilu melalui kekuatan dan kinerja caleg-calegnya adalah benar adanya.

Sumber: