Korban Rolag Wedok di Mata Adik Ipar, Suka Mancing dan Dikenal Pendiam

Korban Rolag Wedok di Mata Adik Ipar, Suka Mancing dan Dikenal Pendiam

Rumah korban dipenuhi pelayat, Rabu 28 Februari 2024. --

SURABAYA, MEMORANDUM-Kematian Dedi menyisakan kepedihan mendalam bagi Nasihah, istri dan keluarganya. Betapa tidak, dia melihat sendiri jenazah suaminya mengambang di sungai Rolag Wedok

Saat ditemui di kediamannya di Jalan Ngagel Baru, tampak dipenuhi petakziah dan keluarganya. Nasihah terlihat di wajahnya masih shock dengan kejadian ini. Sehingga ketika hendak diwawancarai oleh Memorandum menolak secara halus dengan alasan masih berduka. "Maaf Mas saya masih berduka jadi belum bisa memberikan keterangan," ucap wanita berhijab itu lirih.

BACA JUGA:Pamit Istri Jala Ikan di Rolag Wedok, Warga Ngagel Pulang Jadi Mayat

Sementara itu, Syarifudin alias Arif adik ipar korban mengatakan, Dedi memang suka mancing, namun itu dulu ketika masih bekerja di pabrik roti.

Bila dapat ikan, sambung Arif, sama korban dijual ke tetangga sekitar dan terkadang dikonsumsi sendiri.  "Biasanya mancing di Sungai Kalimas dan kadang di Sungai Kalimas depan Delta Plaza bersama saya," jelas Arif.

Kemudian, sambung Arif, Dedi kini ganti mencari ikan dengan cara menjala. Kegiatan itu baru-baru beberapa bulan dilakukan karena lama menganggur. Jadi korbab belum seberapa mahir menjala ikan. "Selain memancing, korban kesehariannya membantu istrinya mengupas bawa putih di rumah," imbuh Arif. 

Arif mengungkapkan, Dedi dikenalnya sebagai pribadi yang pendiam dan tidak neko-neko. Korban dikaruniai satu putra yang kini masih berusia 5 tahun. "Orangnya pendiam mas," tutur dia. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pamit kepada istri menjala ikan, Dedi Sudarmadi (40), pulang jadi mayat di Sungai Kalimas atau yang biasa dikenal  Rolag Wedok Jalan Ngagel, Rabu (28/2) sekitar pukul 07.48. 

Mayatnya ditemukan istri, Nasihah (36) dan anak serta adik iparnya, Syarifudin alias Arif (30), mengambang di sungai. Tubuhnya terlilit tali jalanya sendiri. Ada dugaan tepeleset. (*)

Sumber: