Like & Trauma: Gaslighting di Media Sosial Menghancurkan Mental

Like & Trauma: Gaslighting di Media Sosial Menghancurkan Mental

Di era digital ini, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. -pixabay-

MEMORANDUM - Di era digital ini, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan.

Namun, di balik kemudahan dan keceriaannya, media sosial juga menyimpan bahaya tersembunyi, salah satunya adalah gaslighting.

gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang bertujuan untuk membuat korbannya meragukan ingatan, persepsi, dan kewarasan mereka.

Di media sosial, gaslighting dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1. Postingan yang Menyalahkan: Pelaku membuat postingan yang menyalahkan korban atas situasi yang terjadi.

2. Komentar yang Meragukan: Pelaku meninggalkan komentar yang meragukan ingatan dan persepsi korban.

3. Penyebaran Kebohongan: Pelaku menyebarkan informasi palsu tentang korban kepada orang lain.

4. Silent Treatment: Pelaku mengabaikan pesan dan komentar korban.

Gaslighting di media sosial dapat menimbulkan trauma mental yang serius bagi korbannya.
Dampaknya dapat berupa: Depresi, kecemasan, PTSD, kehilangan kepercayaan diri, keraguan diri, isolasi sosial

BACA JUGA:Media Sosial Ciptakan Peluang Baru untuk Berwirausaha dan Bekerja

BACA JUGA:Media Sosial Jadi Sarana Edukasi dan Penyebaran Informasi Positif


Tips Melawan Gaslighting di Media Sosial:

1. Percayalah pada intuisi Anda.

2. Dokumentasikan bukti: Simpan tangkapan layar postingan, komentar, dan pesan yang menunjukkan perilaku gaslighting.

3. Bicaralah dengan orang yang Anda percayai.

4. Batasi interaksi dengan pelaku.

5. Cari bantuan profesional.

Pentingnya Edukasi dan Kesadaran:

Edukasi dan kesadaran tentang gaslighting di media sosial sangatlah penting untuk mencegah dan menangani kasus-kasus seperti ini.

Kita semua harus belajar untuk mengenali tanda-tanda gaslighting dan berani melawannya. (mg2)

Sumber: