Dari Sawah ke E-Commerce: Kisah Sukses Petani Sayur di Gresik Berkat KKN BBK Unair

Dari Sawah ke E-Commerce: Kisah Sukses Petani Sayur di Gresik Berkat KKN BBK Unair

Mahasiswa Unair yang melaksanakan KKN BBK di Gresik--

GRESIK, MEMORANDUM - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN BBK) 3 yang dilaksanakan 9 Januari hingga 3 Februari di beberapa kecamatan di Kabupaten GRESIK.

KKN BBK merupakan program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat umum yang diinisiasi oleh Unair sebagai bentuk perwujudan Tri Dharma perguruan tinggi dan juga sebagai pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.

"KKN BBK menjadi suatu urgensi yang tidak dapat dikesampingkan karena program ini menjadi sarana pengembangan diri dan melatih mahasiswa untuk memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Mahasiswa sebagai agent of change sudah semestinya hadir dan terlibat di masyarakat," ujar Dosen Pembimbing Lapangan Desa Kalipadang, Nur Syamsiyah, S Sosio, M Sc, Selasa 06 Februari 2024.

Menurutnya, pada tahun ini KKN BBK Unair telah memasuki periode ke-3. Gresik menjadi salah satu tujuan penerjunan bagi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan KKN BBK-3. Beberapa kecamatan yang dituju antara lain Kecamatan Cerme, Kecamatan Menganti, Kecamatan Kebomas, dan Kecamatan Benjeng.

BACA JUGA:Mahasiswa FIB UNAIR Terpilih menjadi Asisten Muda Walikota Surabaya, Ini Tujuan dan Harapan Eri Cahyadi

Sementara itu, menurut ketua panitia KKN BBK di Desa Kalipadang, Kecamatan Benjeng, Syauqi Anwar, penugasan  di Desa Kalipadang yang merupakan sebuah desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayur.

"Kami memberikan edukasi pentingnya berwirausaha dan pelatihan pemasaran hasil pertanian, karena komoditas utama desa ini berupa sayur-mayur yaitu sawi, kangkung, dan bayam," ujar Syauqi Anwar.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi ini menambahkan, dengan memberikan pelatihan wirausaha dan pemasaran diharapkan bisa meningkatkan kuantitas serta kualitas hasil pertanian sayur mayur masyarakat setempat.

"Warga kerap mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian. Mereka belum terbiasa mengolah hasil panen menjadi makanan yang tahan lama dan tidak mudah busuk. Selama ini, mereka hanya menjual sayur-mayur apa adanya. Hal ini menimbulkan keprihatinan, mengingat sayur-mayur termasuk barang yang mudah busuk, yang kemudian akan berakhir di tong sampah jika tidak dikelola dengan baik," ujarnya.

BACA JUGA:Unesco Akui Jamu Warisan Budaya, Guru Besar Unair: Jangan Ragu Minum Jamu

Menurutnya, salah satu fokus pelatihan adalah produk stik sawi dan keripik bayam yang tidak hanya dipasarkan secara tradisional tapi juga secara modern melalui e-commerce.

"Alhamdulillah, program pelatihan ini diikuti ibu-ibu PKK setempat dengan animo yang tinggi dan berjalan dengan interaktif, baik dalam menyimak teori yang diberikan mahasiswa maupun sesi berpraktik dan sesi foto produk branding UMKM," kata Syauqi Anwar.

Selain itu, para mahasiswa KKN BBK juga memberikan pelatihan dalam mengelola sampah organik yang dihasilkan dari limbah pascapanen.

"Kami menginisiasi program pemilahan sampah serta pembuatan biopori dalam rangka mengelola sampah organik, serta memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat dalam merencanakan, membangun, dan merawat biopori sebagai solusi pengelolaan sampah berkelanjutan," ungkapnya.

Sumber: