Cara Jitu Kades Sumberagung Tekan Angka Pengangguran

Cara Jitu Kades Sumberagung Tekan Angka Pengangguran

Aktivitas penggemukan bebek kemlompok ternak Desa Sumberagung, Kecamatan Megaluh-Biro Mojo-

JOMBANG, MEMORANDUM - Cara berbeda dilakukan oleh Kepala Desa Antar Waktu (KDAW) Sumberagung, Kecamatan Megaluh, Arsi Dyah Mawarti, dalam menekan angka penggangguran di wilayahnya. Cara tadi yakni membentuk kelompok ternak bebek Peking, dengan metode produksi pakan secara mandiri.

Yang menarik, selain menyediakan lahan pribadi dengan luas 24 x 28 meter persegi sebagai lokasi produksi pelet sekaligus penggemukan. Saat ini sudah tersedia sebanyak 1.500 ekor bebek Peking, yang dikelola langsung oleh 12 anggota kelompok.

“Tujuan kami yang pertama yakni menekan angka pengangguran, serta kedua memberikan pendapatan tambahan kepa masyarakat. Kenapa ternak bebek Peking kami pilih, sebab ada beberapa pertimbangan,” papar Arsi Dyah Mawarti, Minggu, 4 Februari 2024.

Pertimbangan tadi diantaranya yakni usia penggemukan yang hanya memerlukan waktu selama 35 hari. “Harga jual bebek Peking sendiri relatif stabil, jika dibandingkan dengan ternak jenis lain. Kemudian ketersediaan pasar, hingga usia penggemukan menjadi pertimbangan kenapa bebek Peking dipilih,” lanjutnya.

BACA JUGA:Bupati Jombang Lantik Kades Antar Waktu Sumberagung

Untuk mengoptimalkan pembagian kerja, sebutnya, sengaja dibentuk kelompok ternak yang beranggotakan 12 orang. Dari puluhan warga yang dilibatkan tadi, mereka diberikan keleluasaan untuk menentukan jadwal kerja. “Kelompok ternak yang dibentuk beranggotakan 12 orang. Untuk pembagian jadwal kerja, saya sepenuhnya menyerahkan kepada mereka,” lontar Arsi.

Ditambahkan oleh Rudi Santoso, Ketua kelompok ternak, produksi pelet dilakukan untuk menekan biaya penggemukan. Sebab sejauh yang telah diketahui, banyak peternak bebek Peking rontok lantaran tersandera harga pakan. “Sempat populer di awal, saat ini banyak peternak bebek Peking yang tumbang akibat mahalnya harga pakan. Guna menekan biaya, kami memutuskan untuk memproduksi sendiri,” imbuhnya.

Dibeber olehnya, saat ini pakan produksi pabrik dibanderol dengan harga Rp. 8.500 per kilogram untuk tahapan starter. Sedangkan untuk tahapan penggemukan, jatuhnya di angka Rp. 10.500 per kilogram. “Namun dengan memproduksi sendiri pakan, maksimal kami mengeluarkan Rp. 1.000 per kilogram. Dengan kandungan protein yang tentunya tidak kalah dengan kualitas pabrik,” bebernya.

Diurai oleh Rudi, saat ini harga jual bebek Peking sendiri mencapai angka 30.000 per kilogram. Dengan kalkulasi nanti ketika panen bobot setiap bebek mencapai 1,7 kilogram, kurang lebih setiap ekor menghasilkan 50.000 rupiah. “Harga jual bebek Peking di pasar saat ini mencapai 30 ribu rupiah per kilogram. Sementara bobot optimal saat penan, tiap-tiap bebek mencapai 1,7 kilogram,” urainya.

BACA JUGA:Kotak Suara Pilkades Sumberagung Dijaga Ketat

Masih di lokasi yang sama, ditimpali oleh Sutrisno, Wawan, serta Saloko, kesemuanya pengurus kelompok ternak Desa Sumberagung. Untuk mewujudkan proses produksi serta penggemukan bebek, mereka menggalang dana secara swadaya. Hingga, terkumpul uang sejumlah 54 juta rupiah.

“Sebagian besar modal kami dapatkan dari Bu Kades, sementara sisanya kami kumpulkan dari  anggota. Dengan cara ini kami bisa merasa sama-sama memiliki, sekaligus bertanggung dengan tugas masing-masing,” terangnya.

Ditanya lebih jauh perihal bahan pelet serta komposisi yang digunakan, ketiganya mantab menyebut ada 4 bahan yang digunakan. Meliputi jagung, bekatul, tepung ikan, serta tepung fried chicken yang kebanyakan dipakai pakan alternatif peternak kebanyakan. “Ada 4 bahan pakan yang digunakan, meliputi jagung, bekatul, tepung ikan, serta tepung fried chicken. Untuk komposisi campuran, tiap-tiap bahan sebanyak ¼ bagian,” sebut mereka.

Berkeinginan agar jenis usaha berkelanjutan, kelompok ternak sengaja memberlakukan metode berjenjang di bibit bebek Peking super yang diternak. Tujuannya tak lain, masa panen ribuan bebek yang digemukkan bakal terus berkesinambungan. “Kami sengaja memberlakukan metode berjenjang pada bibit bebek. Tujuannya saat tiba masa panen, bakal terus berkesinambungan,” ujar Rudi kembali.

Sumber: