Ketika Weton Dijadikan Hitung-hitungan Calon Pasangan Pengantin (1)

Ketika Weton Dijadikan Hitung-hitungan Calon Pasangan Pengantin (1)

Ketemu Selawe, Ditakutkan Bakal Terjadi Perceraian di Tengah Jalan Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Terinspirasi Sejuta Kisah Rumah Tangga edisi sebelum ini, seorang pembaca dari kawasan perbatasan Surabaya-Sidoarjo, sebut saja Agus (57), ingin berbagi cerita. Kami pun janjian bertemu di warung kopi Brewok di sudut kompleks pertokoan Kartika Niaga, Kebraon, Surabaya. “Lucu. Tragis,” kata Agus setelah kami sejenak berbasa-basi dan srupat-sruput kopi. Menurut Agus, kisah ini berawal ketika anak semata wayangnya, sebut saja Mala, memperkenalkan seorang pemuda bernama Koko (samaran) sebagai pacar. Sampai di sini tidak ada masalah. Artinya, Agus dapat menerima kehadiran Koko sebagai calon suami Mala. Begitu juga sebaliknya, Mala bisa diterima orang tua Koko sebagai calon menantu. Klop. Pasangan Mala-Koko memang serasi. Yang satu cantik, yang lain ganteng. “Saya minta mereka tidak berpacaran terlalu lama. Kalau masing-masing sudah merasa cocok, segera ngomong kepada orang tua agar pernikahan bisa dilakukan secepatnya,” kata Agus. Ternyata tidak sampai seminggu kemudian Mala matur bahwa dia dan Koko siap menikah. “Ternyata mereka sudah lama pacaran. Sejak kelas dua SMA. Saya saja yang sebelumnya tidak pernah memperhatikan,” aku Agus disambung senyum. Agus kemudian berembuk bersama keluarga. Setelah semua sepakat, Koko lantas dipanggil. “Kami minta dia mengajak kedua orang tuanya secara resmi melamar Mala,” imbuh Agus. Koko mengiyakan. Tapi, sehari kemudian dia kembali lagi menemui Agus. Dia minta maaf karena ada sesuatu yang ingin disampaikan. “Saat itu Koko minta penegasan apakah Mala benar lahir pada (disebutkan tanggal, bulan, dan tahun, red). Saya jawab ya,” kata Agus. Mendengar jawaban Agus, Koko menarik napas panjang dan mengeluarkannya dengan tekanan berat dan tebal. “Mengapa?” tanya Agus. “Di sinilah masalahnya, Om,” kata Koko. Dikatakan Koko bahwa ayahnya sudah menghitung penjumlahan weton dia dan Mala. Ternyata hasilnya sangat tidak menguntungkan. Ketemu selawe. Sebagai orang Jawa deles, angka ini dianggap membawa sial. Tidak baik untuk pasangan pengantin. “Ayah saya memang masih menguri-uri adat leluhur, Om,” tegas Koko. Agus tersenyum. “Lantas bagaimana?” tanya Agus. Koko terdiam lama. Matanya memandang ke sana kemari dengan tatapan kosong. “Lantas bagaimana?” ulang Agus. Koko masih terdiam. Dia mengangkat wajah dan memandang mata Agus. Tampak ada kegamangan di sana. Ada kesimpangsiuran yang ujungnya seakan saling membelit dan mengunci. Koko terbayangi perkataan ayahnya yang menjelaskan bahwa hitungan weton pasangan yang ketemu selawe akan menemukan banyak masalah di kemudian hari. Bisa berupa masalah ekonomi, kekuasaan, perselingkuhan yang menyebabkan pasangan bercerai atau pegatan. Dan yang paling mengerikan, bila perceraian itu terjadi karena salah satunya meninggal lebih cepat dari yang lain. (bersambung)

Sumber: