Pembayaran Parkir Pakai QRIS Jangan Sekadar Sensasi ke Publik

Pembayaran Parkir Pakai QRIS Jangan Sekadar Sensasi ke Publik

Parkir di Taman Bungkul. --

SURABAYA, MEMORANDUM-Pembayaran parkir non tunai menggunakan Response Code Indonesian Standard (QRIS) mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan masyarakat. 

Aries Kusuma warga Taman Arjuna 2 mengaku setuju dengan formula yang diluncurkan Dishub Surabaya ini. Sebab dengan adanya penerapan pembayaran digital ini bisa mencegah adanya jukir yang melakukan pungutan liar. 

"Banyak juga jukir yang resmi tapi tanpa memberikan karcis. Ini kan salah satu bentuk kecoboran retribusi parkir, " kata Aries kepada Memorandum. 

BACA JUGA:Komisi C Dukung Digitalisasi Parkir, Asal Tak Bikin Ribet Masyarakat

Dengan adanya parkir digital yang pembayarannya langsung masuk ke dalam sistem tersebut. Diprediksi kebocoran itu tidak akan terjadi, sehingga dibutuhkan dukungan masyarakat juga dengan penerapan parkir non tunai ini. 

BACA JUGA:Penuhi Target 65 Miliar, Dishub Surabaya Terapkan Pembayaran Parkir Digital via QIRS

"Tak jamin kalau memang kebijakan ini berjalan, saya yakin PAD dari parkir bisa terpenuhi, " ungkapnya. 

Namun ia justru menyebut tidak semua parkir di tepi jalan umum bisa diterapkan dengan parkir non tunai ini. Sebab kurangnya pemahaman jukir akan teknologi ini juga menjadi salah satu penyebab formula ini sulit untuk diterapkan  di semua jukir. 

"Karena gaptek (gagap teknologi) ya mungkin. Jadi butuh proses. Bisa diterapkan ya mungkin hanya di pusat pusat kota aja. Kalau di pinggiran ya mana mungkin bisa terlaksana, " ungkapnya. 

Selain itu pihaknya berharap kepada Pemkot supaya sosialisasi ini terus dilakukan. Kemudian petugas jukir juga diberikan pelantihan dan sosialisasi. Sehingga tidak ada salah paham nantinya antara masyarakat dengan petugas parkir. 

"Khawatirnya nanti ada kesalahan pahaman di lapangan. Ketika konsumen ingin pakai QRIS, tapi jukir nya tidak mau dan mintanya tunai. Ini harus ada pengawasan oleh petugas, " tandanya. 

Ia juga menyinggung kebijakan ini tidak semata mata hanya program untuk mencari sensasi saja. Tapi juga harus ada komitment yang kongkret dari semua pihak. 

"Jangan awal awal saja. Kayak parkir elektronik di Taman Bungkul itu. Tapi kenyataan ya sampai sekarang ditarik tunai, ketika ingin bayar digital tidak bisa, " akuinya. (alf)

Sumber: