Hidup Bersama Lelaki Ganteng Misterius (5)

Hidup Bersama Lelaki Ganteng Misterius (5)

Sejuta Kisah Rumah Tangga--

Endang Diyakini Diganggu Jin

Waktu itu kebetulan Dina hendak ke kamar mandi karena sakit perut. Hendak BAB. Tapi diurungkan lantaran mules-mules-nya mendadak hilang melihat sikap Hendra dari jendela kamarnya.

Keesokan harinya hal ini disampaikan kepada Endang, namun kembali temannya itu menyatakan ketidakpercayaannya. Kata Endang, di zaman milenial sudah tidak ada dukun.

Dina ngotot. Endang pun ngotot.

Akhirnya diambil jalan tengah. Endang diajak menemui seorang kiai di Sidoarjo untuk dilihat apakah benar sedang terkena guna-guna atau tidak.

BACA JUGA:Hidup Bersama Lelaki Ganteng Misterius (4)

“Yang kita datangi ini kiai beneran. Bukan wong pinter, dukun atau sebangsanya,” tegas Dina.

Endang menurut.

Sepulang kerja, setelah Magrib, Endang dan Dina meluncur ke Sidoarjo. Kebetulan saat itu Hendra sedang tidak berada di rumah. Mereka langsung njujug tempat tinggal kiai yang memiliki pondok pesantren modern dan pencetak penghafal Alquran.

BACA JUGA:Hidup Bersama Lelaki Ganteng Misterius (3)

Endang di-ruqyah. Ini dilakukan setelah kiai yang dimintai tolong Dina dan Endang menduga kuat Endang diganggu makhluk halus. Jin.

Endang diminta duduk bersila. Santai. Kemudian dibacakan ayat-ayat suci Alquran. Tiba-tiba dia terlihat seperti mual dan huek-huek ingin muntah. Dina yang berada di sebelah Endang segera menyediakan tas kresek hitam untuk mewadahi muntahan Endang.

Dan benar. Tidak lama kemudian Endang muntah-muntah dahsyat. Tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali. Satu tas kresek berukuran sedang tidak muat. Butuh dua tas kresek.

BACA JUGA:Hidup Bersama Lelaki Ganteng Misterius (2)

Endang mengaku berkunang-kunang dan ingin merebahkan diri. Kiai mempersilakan Endang rebah, memejamkan mata, dan melepaskan semua beban pikiran dan apa pun yang menggelayuti jiwa.

Samar-samar Endang mendengar nama Hendra disebut-sebut Dina. Entah apa yang dia ceritakan, Endang tidak bisa mendengar dengan jelas. Kesadarannya lambat laun hilang hingga akhirnya benar-benar terlelap.

Sumber: