Inilah 5 Fakta Menarik Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Pertama di Indonesia dan Termuda di Dunia
Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Pertama di Indonesia dan Termuda di Dunia--
MEMORANDUM - Sutan Sjahrir merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Ia merupakan perdana menteri pertama Republik Indonesia yang menjabat dari tahun 1945 hingga 1947. Sjahrir dikenal sebagai sosok yang cerdas, visioner, dan berani.
Selain peran pentingnya dalam perjuangan kemerdekaan, Sjahrir juga memiliki sejumlah fakta menarik dalam kehidupannya.
Berikut adalah 5 fakta menarik Sutan Sjahrir yang mungkin belum diketahui.
1. Lahir dari keluarga berada
Sjahrir lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat pada 5 Maret 1909. Ia lahir dari keluarga berada.
Ayahnya merupakan penasehat Sultan Deli serta merupakan landraad atau kepala jaksa yang bertugas di Kota Medan bernama Mohamad Rasad.
Sementara, ibunya bernama Puti Siti Rabiah.
2. Pernah diasingkan ke Boven Digul
Pada tahun 1927, Sjahrir ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda karena aktivitasnya dalam pergerakan nasional.
Ia kemudian diasingkan ke Boven Digul, Papua. Selama masa pengasingannya, Sjahrir tetap aktif dalam perjuangan kemerdekaan.
3. Menjadi perdana menteri termuda di dunia
Pada usia 36 tahun, Sjahrir diangkat menjadi perdana menteri pertama Republik Indonesia. Ia merupakan perdana menteri termuda di dunia saat itu.
Sjahrir menjabat sebagai perdana menteri selama dua periode, yaitu dari tahun 1945 hingga 1947.
4. Memiliki pemikiran yang progresif
Sjahrir dikenal sebagai sosok yang memiliki pemikiran yang progresif. Ia merupakan pendukung demokrasi dan hak asasi manusia. Sjahrir juga merupakan salah satu tokoh yang mendorong modernisasi di Indonesia.
5. Meninggal dunia di pengasingan
Sjahrir meninggal dunia di pengasingan di Swiss pada tanggal 9 April 1966. Ia meninggal dalam usia 57 tahun.
Fakta-fakta menarik Sutan Sjahrir ini menunjukkan bahwa ia adalah seorang tokoh yang unik dan inspiratif.
Ia menjadi seorang pemikir dan negarawan yang visioner, yang juga memiliki sisi humanis yang kuat. Bagaimana pendapatmu? (*)
Sumber: