Kasus Pengunjung Blackhole Tewas, Psikolog: Ada Kemungkinan Pelaku Punya Niat Membunuh Sejak Awal

Kasus Pengunjung Blackhole Tewas, Psikolog: Ada Kemungkinan Pelaku Punya Niat Membunuh Sejak Awal

Andini, pengunjung Blackhole ditemukan terkapar di basemen Blackhole.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Sehari sebelum kematiannya, Andini atau Dini Sera Afrianty sempat membuat konten yang membeberkan tentang keresahannya. Janda anak satu asal Sukabumi itu membuat konten di media sosial TikTok miliknya @bebyandine disertai tulisan: ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya. Eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya.

Menilik hal ini, Antony, psikolog dari Lembaga Psikologi Dr Soetomo menjabarkan bahwa konten dari korban pembunuhan tersebut bisa saja mengisyaratkan bahwa kekasih korban memang mempunyai niat untuk membunuh sejak lama. Namun hal ini menurutnya masih perlu didalami dan dianalisa lebih lanjut.

"Dari konten tersebut, sebenarnya si perempuan itu secara emosional masih senang atau suka dengan pacarnya. Tetapi, pacarnya sudah tidak suka. Mungkin ada sesuatu yang membuat pacarnya mulai tidak suka. Nah dari situ mungkin ada rencana dari sang pacar untuk menghilangkan cewek itu dari kehidupannya," jelas Antony, Kamis, 5 Oktober 2023.

Meski demikian, Antony menegaskan bahwa kasus ini perlu diselidiki lebih lanjut oleh pihak berwenang. Terutama berkaitan dengan motif pelaku yang diduga akibat penganiayaan yang dilakukan tersebut membuat Andini meregang nyawa.

BACA JUGA:Pengunjung Blackhole KTV Club Surabaya Tewas Diduga Dianiaya Pacar

"Kita tidak bisa menduga. Harus dianalisa. Bisa jadi ada motif lain. Mungkin memang ada tanda-tanda (pembunuhan), namun kalau beneran sudah tahu akan dibunuh, semestinya si perempuan pasti akan pergi," tandas Antony.

Yang jelas, kata Antony, dari konten korban tersebut dapat diketahui bahwa pihak laki-laki sudah enggan menjalin asmara dengan korban. Karena itu, ingin melenyapkan sosok korban selama-lamanya.

"Pihak laki-laki mungkin merasa dibayang-bayangi terus oleh ceweknya. Kemungkinan sudah merasa tidak cocok. Sehingga merasa terganggu emosinya," jelasnya.

Antony menambahkan, ada lima faktor yang dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya kekerasan dalam hubungan asmara. Yakni, adanya dominasi, mengalami serangan verbal, harapan yang salah, mengalami konflik atau krisis, dan mengalami pelecehan seksual.

BACA JUGA:Kematian Pengunjung Blackhole KTV Club, Ditemukan Luka Memar di Tubuh

Lalu, lanjut dia, ada pula hubungannya dengan self esteem (harga diri) yaitu suatu penilaian terhadap diri sendiri yang mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil, dan berharga bagi pasangannya.

"Self esteem yang tinggi dapat juga berbentuk arogansi, kebesaran, dan rasa superioritas yang berlebihan terhadap orang lain," pungkas Antony.(bin)

Sumber: