Studi UNICEF: Anggaran Imunisasi di Jatim Perlu Ditingkatkan

Studi UNICEF: Anggaran Imunisasi di Jatim Perlu Ditingkatkan

Sesi diskusi panel para narasumber.--

Surabaya, Memorandum - Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh UNICEF dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, IBP Indonesia, dan LPEM Universitas Indonesia, dibutuhkan peningkatan kredibilitas anggaran imunisasi dalam rangka memaksimalkan capaian imunisasi rutin dan lengkap di Provinsi Jawa Timur.

Berangkat dari sini, Kepala Kebijakan Publik UNICEF Indonesia, Yoshimi Nishino, mendorong para pembuat kebijakan untuk mengatasi masalah imunisasi rutin.

Selain itu, dia juga mendorong diskusi publik yang lebih luas tentang isu-isu yang berkaitan dengan pembiayaan imunisasi dan strategi untuk mencapai target imunisasi rutin.

"Studi yang kami lakukan ini bertujuan untuk memahami sejauh mana tantangan kredibilitas anggaran di tingkat nasional dan sub-nasional dalam mempengaruhi pelaksanaan program imunisasi rutin," tuturnya seusai pemaparan hasil studi di Surabaya, Kamis (21/9).

Yoshimi menambahkan, dalam studi ini juga menemukan bahwa pandemi Covid-19 memiliki dampak yang signifikan terhadap program imunisasi rutin di Jatim. Namun, pemerintah telah melakukan berbagai upaya di tahun pandemi untuk mendukung pelaksanaan layanan imunisasi rutin tetap berjalan.

"Laporan ini memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran terkait imunisasi rutin di Jatim. Rekomendasi ini termasuk standardisasi anggaran yang dirinci di tingkat kabupaten dan puskesmas, menyederhanakan prosedur pencairan dana, dan memprioritaskan imunisasi rutin dalam anggaran nasional," bebernya.

Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes RI Liendha Anjani mengatakan bahwa studi ini menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi di antara para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa imunisasi rutin menjangkau semua anak, terlepas dari lokasi atau status sosial ekonomi mereka.

Pemantauan dan evaluasi rutin diperlukan untuk membantu mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan dalam penyediaan layanan imunisasi dan menginformasikan strategi untuk meningkatkan cakupan dan pemerataan imunisasi.

"Studi ini memberikan wawasan yang berharga tentang tantangan dan peluang untuk imunisasi rutin di Jatim," katanya.

"Para pembuat kebijakan, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua anak memiliki akses terhadap vaksin dasar yang dapat menjamin tumbuh kembang dan menyelamatkan nyawa mereka di kemudian hari," sambung Liendha.

Dalam giat diseminasi studi ini turut menampilkan beberapa pemateri. Di antaranya sambutan oleh Yuna Farhan dari Country Manager IBP Indonesia, Dede Krisnadianty (IBP Indonesia), dan Khoirunurrofik (LPEM Universitas Indonesia) yang menyampaikan hasil temuan dan rekomendasi dari studi.

Lalu pada sesi diskusi panel menghadirkan Dyan Sawitri (Kementerian Kesehatan), Gito Hartono (Koordinator Fungsional Epidemiologi Dinkes Jatim), Atoilah Isfandiari (Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair), dan Dakelan (Seknas Fitra Jatim).

Pada sesi ini, pesan kunci yang disampaikan oleh para narasumber adalah perlunya penganggaran kolaboratif yang dibutuhkan untuk menjaga kredibilitas pelaksanaan imunisasi rutin. (bin)

Sumber: