Cinta Sambungan Duda Beranak Dua (1)
--
Ditawari Nikahi Istri Sahabat semasa Sekolah
Namanya sebut saja Hayong. Suatu hari lelaki 35 tahun ini kedatangan tamu teman lamanya, sebut saja Sugeng. Tanpa basa-basi Sugeng minta tolong agar Hayong mau menikahi istrinya, Linda (samaran).
“Koen wis gendeng tah Geng? Gak tayoh,” tanya Hayong mengawali ceritanya di kantor pengacara dekat gedung Pengadilan Agama (PA) Surabaya, beberapa hari lalu.
Mendengar permintaan nyeleneh demikian, tentu saja Hayong kaget dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. ”Kami sebenarnya saling sayang. Hanya, kami sering tengkar. Kami sama-sama mudah emosi,” kata Sugeng.
Diakuinya, di umur pernikahan yang belum genap 10 tahun, sudah tidak terhitung berapa kali mereka bertengkar. Nah, dalam setiap bertengkar itulah Sugeng sering mengeluarkan kata-kata kasar.
Tidak hanya kasar, Sugeng bahkan sering keprucut omong menalak cerai Linda. Tidak hanya sekali, tapi sudah beberapa kali. “Awal-awal kali, kami sering minta tolong Pak Modin menikahkan ulang kami usai menjatuhkan talak,” aku Sugeng.
Hingga suatu saat Pak Modin menolak menikahkan ulang Sugeng-Linda. Alasan Pak Modin, sudah tiga kali Sugeng menalak Linda. Karena itu, agama tidak bisa sembarangan lagi merujukkan mereka.
Mereka bisa kembali rujuk, memang, tapi Linda harus menikah dulu dengan pria lain. Baru setelah Linda diceraikan pria tersebut, dia bisa kembali menikah dengan Sugeng.
“Tapi nikahnya harus nikah betulan, bukan nikah-nikahan,” kata Pak Modin.
Nah, dalam rangka inilah Sugeng minta tolong Hayong untuk menikahi Linda pasca perceraian talak tiga keduanya tempo hari. “Saya sebenarnya sudah menolak permintaan itu, tapi Sugeng mendesak dan memaksa terus,” kata Hayong.
Menurut Hayong, bukan sembarangan bila Sugeng memilih dirinya untuk menjadi “suami sementara” Linda. Paling tidak, Sugeng punya beberapa alasan. Pertama, Hayong dikenal sebagai lelaki yang setia.
Buktinya, meski sudah beberapa tahun ditinggal mati istrinya pasca kecelakaan, Hayong mampu bertahan menduda dan merawat cinta sejatinya kepada sang istri. Hayong rela menjadi single parent bagi anak-anaknya.
Kedua, mereka bertiga: Sugeng, Hayong, dan Linda adalah tiga sahabat karib selama dudukdi bangku SD, SMP, hingga SMA. Jadi, tidak mungkin Hayong bakal mengkhianati persahabatan mereka.
Ketiga, kondisi ekonomi Hayong mapan dan sandaran agamanya kuat sehingga tidak mungkin berkhianat. “Karena hal ini melibatkan anak-anak, saya minta izin mereka untuk menikahi linda. Semula mereka tidak mau. Tapi setelah Linda main-main ke rumah, ternyata mereka cepat akrab. Anak-anak akhirnya menyerah,” kata Hayong, yang mengaku tidak menjelaskan bahwa pernikahan itu hanya sementara.
Setelah Linda melewati masa idah sesuai syarat pernikahan seorang janda, prosesi pernikahan Hayong dan Linda digelar dengan sederhana di kantor kantor KUA. (jos, bersambung)
Sumber: