SMAN 1 Sumenep Satukan Visi Misi dengan Orang Tua Siswa

SMAN 1 Sumenep Satukan Visi Misi dengan Orang Tua Siswa

SMA Negeri 1 Sumenep melaksanakan kegiatan penyerahan hasil tes psikologi siswa dan sosialisasi pedoman akademik.--

Sumenep, Memorandum - SMA Negeri 1 (Smansa) Sumenep berupaya menyatukan visi misi bersama orang tua siswa agar berimbas positif terhadap hasil belajar siswa.

Ketua Litbang Smansa Sumenep H Junaidi Junaidi menyampaikan, untuk mewujudkan hal itu maka pihak sekolah telah mendatangkan seluruh orang tua siswa. Mereka diberikan hasil tes psikologi siswa dan sosialisasi pedoman akademik serta kesiswaan.

Menurut Haji Junaidi, setiap sekolah ingin menata seluruh stakeholder seperti murid, guru dan orang tua. Mereka harus sepemahaman terkait visi, misi, peraturan akademik dan tata tertib sekolah.

"Kalau seluruh stakeholder satu pemahaman maka capaian hasil belajar siswa akan baik. Ketika semua peraturan dijelaskan, nanti kita sama-sama mengontrol antara sekolah dan orang tua. Agar orang tua juga kenal dengan guru kelas dan lainnya," ujarnya, Jumat (8/9).

Pihak SMAN 1 Sumenep juga menjelaskan kepada wali siswa tentang apa tes psikologi dan apa saja poin-poin tes psikologi khususnya terkait hubungannya dengan kurikulum merdeka. Serta menjelaskan mengapa butuh tes psikologi.

SMAN 1 Sumenep juga menjelaskan tentang peraturan akademik sekolah kepada wali siswa. Bagaimana siswa mengikuti pembelajaran, kalau izin diatur seperti apa, kalau sakit bagaimana, dan dampaknya terhadap assessment berikutnya baik assessment semester ganjil atau genap.

"Ketika anak mengikuti assessment maka harus ada laporan ketercapaian pembelajaran anak. Bagaimana anak menyelesaikan tagihannya selama kegiatan pembelajaran yang disebut kartu kendali assessment," ujar Haji Junaidi.

Pihaknya menjelaskan, kartu kendali assessment berisi ketuntasan tugas belajar anak, report assessment, karakter siswa, dan lainnya. Kalau itu semua baik, kehadiran mencapai 85 persen, maka berhak mengikuti assessment. Kalau tidak, harus ikut penguatan lagi, apa yang bisa dicapai agar berhak ikut assessment.

"Kalau tidak diatur bisa terbengkalai, bisa tidak selesai 6 semester atau bahkan bisa DO. Di semesteran anak dapat rapor dan PKPD. Kalau anak di akhir semester ganjil hanya dapat PKPD berarti belum selesai tugas belajarnya jadi harus ikut semester pendek," urai dia.

Haji Junaidi juga menjelaskan, lulusan SMAN 1 Sumenep sudah tidak asing dengan atmosfer perguruan tinggi. Karena SMAN 1 Sumenep adalah salah satu di antara tiga sekolah di Madura yang menerapkan sistem kredit semester (SKS).(aan/udi)

Sumber: