Produk Ecoprint Bu Yayuk Makin Mendunia
Surabaya, memorandum.co.id - Memorandum TV kehadiran tamu spesial dalam podcast kali ini. Yayuk Eko Agustin, Owner Namira Ecoprint yang masih bisa berkarya usai pensiun dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya. Namira Ecoprint itu adalah prodak UMKM batik yang pembuatannya menggunakan bahan alami tanpa bahan kimia. Produk Ecoprint Bu Yayuk-sapaan karibnya-bisa dibilang makin mendunia. Dalam kesehariannya, Yayuk sudah terbiasa menggerakan warga utamanya ibu-ibu dalam suatu kegiatan untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Awalnya tercetus produk batik Ecoprint itu ketika pada tahun 2019. Saat itu Eri Cahyadi yang masih menjabat sebagai Plt Dinas Kebersihan dan mengadakan lomba Surabaya Smart City. Jadi masing-masing RW itu harus punya produk unggulan yang bisa menambah penghasilan pada masyarakatnya. "Saya tertarik dan waktu itu belum pensiun. Kita kumpulkan warga-warga terkait lomba dan saya belikan kain untuk pelatihan. Setelah itu kita buat apa? Kita buat Ecoprint saja bu," ucap Yayuk menirukan usul warga. Awalnya ia tidak tahu apa itu Ecoprint. Selanjutnya memanggil guru untuk berlatih bersama-sama. Usai berlatih bersama ibu-ibu Yayuk pun menanyakan terkait Ecoprint kepada guru tersebut. "Bu angel bu. Ini njelimet kata guru tersebut. Tapi di satu sisi saya tertarik. Ini keren. Ini artinya prodak yang menggunakan lingkungan, yang ramah lingkungan, dan menarik untuk dipelajari," bebernya. Produknya ini tanpa bahan kimia. Yang mana bahan yang digunakan hampir dama dengan batik. Batik sendiri menggunakan malam yang limbahnya mengandung B3. Kalau Ecoprint limbahnya menghasilkan daur ulang sampah. "Sehingga bisa menjadi pupuk. Pupuk organik," kata dia. Selanjutnya, untuk mencari perbandingan hasil UMKM-nya, ia pun terbang ke Jogja. Dan mengetahui apa saja kekurangan dari produk yang ia hasilkan agar bisa menjadi hasil yang berkualitas. Ia pun juga belajar dari orang Prancis melalui studi online agar bisa menambah ilmu dalam menghasilkan warna yang beda dan hasil yang beda. Dalam mendapatkan motif kain, ada banyak tanaman (daun) yang biasa digunakan. Dalam bahasa Ecoprint bisa disebut tanin (hijau daun). "Contohnya daun mangga, daun ketepeng, dan daun jati yang menjadi daun andalan dan hasilnya selalu jadi," lanjutnya. Dengan produk yang sudah terkenal hingga mancanegara, Yayuk sering menemani Gubernur Khofifah misi dagang. Yang terakhir kali adalah ke Riyadh, Arab Saudi. Selain itu, Amerika juga sudah mengenal produk-produk Ecoprint. "Respons mereka luar biasa dengan produk Ecoprint. Tidak hanya teman-teman Arab Saudi, tamu yang setiap datang ke Kadin, kami siapkan suvenir ini," ungkapnya. Ada beberapa kain yang biasa digunakan dalam pembuatan Ecoprint. Salah satunya kain katun, kain sutera, ATBM (alat tenun bukan mesin), linen, rayon juga bisa digunakan. "Tergantung teknik kita membuat Ecoprint seperti apa," pungkasnya. (rid/ono)
Sumber: