Ajak Masyarakat Makmurkan Masjid, Ratusan Pecinta Alam Bebersih Masjid Agung Sunan Ampel

Ajak Masyarakat Makmurkan Masjid, Ratusan Pecinta Alam Bebersih Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya, memorandum.co.id - Halaman Masjid Agung Sunan Ampel pada Minggu (27/8) pagi tampak padat. Bukan hanya dipenuhi para jemaah dan peziarah, sekelompok massa berjumlah ratusan turut berkumpul melakukan kerja bakti. Kali ini, kerja bakti yang digelar bukan seperti pada umumnya yang hanya membereskan halaman dan lantai masjid saja. Akan tetapi mulai menara, langit-langit masjid, karpet, plafon, kaca, mimbar, dinding masjid hingga kamar mandi ikut dibersihkan. Total. Kerja bakti totalitas itu dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki latar belakang sebagai pecinta alam. Mereka datang dari tiga kota: Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. Kehadiran mereka disatukan oleh semangat yang sama yakni, memakmurkan masjid melalui program Gerakan Resik-Resik Masjid. Ditemui di lokasi, Cak Oyek selaku koordinator dari Malang mengatakan bahwa Gerakan Resik-Resik Masjid sudah berjalan sejak 2019. Mereka terjun secara sukarela. Tujuannya untuk memotivasi masyarakat agar semakin peduli dan memakmurkan masjid. Selain itu, mereka ingin siapa pun yang masuk masjid nantinya merasa nyaman dan tidak terganggu. "Program Gerakan Resik-Resik Masjid ini sudah berjalan sejak 2019. Di awali di Malang. Lalu Surabaya menyusul pada 2020 dan Sidoarjo muncul pada tahun 2022. Kami bersih-bersih dari satu masjid ke masjid yang lainnya seminggu sekali," tutur pria yang karib disapa Cak Oyek itu. Tidak ada kata lelah bagi Cak Oyek dan kawan-kawan. Justru mereka tampak antusias dan ganyeng. Pasalnya di usia yang kian senja, mendaki gunung mulai jarang dilakukan. Tidak semasif dulu. Karena itu, untuk memperkuat ikatan silaturahmi antar anggota pecinta alam, tercetuslah program Gerakan Resik-Resik Masjid. "Semangat kami dilandasi Surat At Tauba ayat ke-18. Itu yang menyemangati kami. Dengan kegiatan bebersih rutin ini, kami berharap bisa memberikan kenyamanan, memunculkan suatu kebersihan, dan mengharumkan masjid, sehingga jemaah yang salat merasa kerasan dan betah," urai pecinta alam senior dari Gimbal Alas Indoensia ini. Seluruh alat dan bahan yang digunakan untuk membersihkan milik pribadi yang diperoleh secara swadaya. Namun ada pula yang didapatkan dari bantuan instansi swasta atau pemerintahan. Meski bergerak secara sosial, namun pihaknya tak menutup pintu apabila ada sponsor yang ingin memberikan dukungan. "Ketika ada sponsor yang tertarik tentu kami terbuka. Namun catatannya, tidak boleh ada unsur politik di dalamnya. Dan siapa pun boleh bergabung, tidak harus pecinta alam. Yang penting niatnya sosial dan semata-mata untuk memakmurkan masjid," tegas Cak Oyek. Sementara itu, Bang Keso perwakilan dari Surabaya mengaku senang dapat ikut andil dalam gerakan ini. Menurutnya, kegiatan bebersih ini menjadi media refreshing. Setiap minggu ada reuni dan saling mendoakan. Jadi ajang untuk memperkuat ikatan silaturahmi. "Kami berangan-angan setiap kota di Jatim itu nanti ada perwakilannya. Jadi masjid-masjid yang tidak tersentuh kebersihannya itu dapat tercover dan gerakan resik-resik ini semakin masif," kata Bang Keso. Di samping menjadi agenda rutin, adanya kerja bakti di Masjid Agung Sunan Ampel ini juga menandai Hari Jadi yang Ke-3 Gerakan Resik-Resik Masjid di Surabaya. Ke depan, kelompok tersebut akan terus bergerak menyasar masjid yang membutuhkan penanganan. Terutama dalam hal kebersihan.(bin/ziz)

Sumber: