Cinta Yola dan Yuli Berakhir di Tangan Psikiater (1)

Cinta Yola dan Yuli Berakhir di Tangan Psikiater (1)

Yola dan saudara kembarnya, Yuli, sejak kecil tidak pernah dipisahkan. Padahal, saran mbah-mbah, untuk membuang sial, sebaiknya mereka dipisahkan sementara barang setahun-dua tahun. Ayah Yola dan Yuli, sapa saja Gibran, menganggap kepercayaan itu sebagai gugon tuhon atau mitos saja. Demikian pula  ibunya, Mentik, benar-benar tidak percaya  100 persen. “Papa-Mama kan merasa sebagai orang modern. Orang logika. Jadi, nasihat dari kakek dan nenek serta pakde dan bude dianggap hanya sebagai guyonan,” kata Yola, yang dianggap sebagai kakak karena lahir belakangan. Sebab, kata orang-orang tua, dialah yang berjasa mendorong adiknya, Yuli, lahir duluan. “Jadi, sejak dalam kandungan aku dinilai sebagai kakak yang rela berkorban untuk adik,” kata Yola, yang beberapa waktu lalu bertemu Memorandum di kantor pengacara sekitar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya. Yola mengaku saat ini berada di kantor PA juga demi Yuli. “Dia terang-terangan minta aku menggugat cerai Mas Faisal (samaran, red). Dia merasa lebih berhak atas Mas Faisal,” tutur Yola. Memorandum sama sekali nggak mudeng atas apa yang diomongkan Yola. Walau begitu, Memorandum mencoba diam sambil menunggu Yola menjelaskan lebih jauh maksud ucapannya tadi. Ternyata Yola tidak segera  bicara. Diam cukup lama. Bibirnya terkatup rapat. Tidak lama berselang dia malah menarik bibir itu masuk ke rongga mulut. Menggigitnya kuat-kuat di antara gigi atas dan bawahnya. Sepertinya dia merasa berat untuk mengeluarkan kata-kata yang sudah hampir meloncat dari bibir. Yola juga memejamkan mata. “Dulu Mas Faisal adalah teman sekampus kami. Kakak kelas. Dik Yulilah yang memperkenalkan kami karena dia mengenal Mas Faisal terlebih dulu,” imbuh Yola. Sebenarnya waktu itu Yola sudah memiliki teman pria, walau masih sekadar teman biasa. Belum terlalu dekat. Hanya saling taksir. Hal ini dia ceritakan kepada Yuli. Tapi, apa tanggapan Yuli? Yuli menyatakan ketidaksetujuannya Yola jadian vs pria tadi, sebut saja Wahyu. Alasan Yuli, Wahyu tidak cocok dengan Yola. Yuli merasa lebih tahu sosok pria yang cocok dengan Yola. “Dik Yuli memaksa aku harus setuju dengan pilihan dia,” kata Yola. Saat itulah Yola diperkenalkan kepada Faisal. Yola dipromosikan sebagai gadis yang bla-bla-bla kepada Faisal. Sebaliknya, Faisal digambarkan sebagai sosok pemuda yang bla-bla-bla kepada Yola. Intinya, waktu itu Yuli bertindak sebagai orang yang serba tahu siapa sosok Yola dan siapa sosok Faisal, lantas memaksa mereka jadian. Paksaan itu sangat terasa, baik oleh Yola maupun Fai)sal. “Ini aku rasakan. Dan, aku melihat Mas Faisal tampaknya juga merasakan apa yang aku rasakan,” kata Yola. Eloknya, walau merasa dipaksakan, Yola dan Faisal mampu menjalani skenario yang ditetapkan Yuli. Beberapa waktu kemudian mereka jadian. Begitu lulus kuliah, keduanya langsung bertunangan. Bahkan, tidak lama berselang mereka menikah. “Jujur saja aku tidak begitu sayang terhadap Mas Faisal. Aku menikah dengan dia hanya demi Dik Yuli. Aku tidak mau mengecewakan dia,” kata Yola. (jos, bersambung)    

Sumber: