Bisnis Renyah UMKM Kerupuk Desa Bulurejo Gresik
Gresik, Memorandum.co.id -Desa Bulurejo, Kecamatan Benjeng menjadi salah satu produsen kerupuk yang cukup masyhur di Kabupaten Gresik. Desa yang berada di pusat kecamatan ini memiliki belasan pelaku UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) yang memproduksi kerupuk dengan kualitas jempolan. Kepala Desa (Kades) Bulurejo Imam Shofwan mengatakan, karena geografis wilayahnya yang berada di pusat kecamatan, mata pencaharian mayoritas warganya adalah pedagang dan UMKM. Salah satu yang sudah terkenal adalah UMKM produsen kerupuk yang berpusat di Dusun Nyanyat, Desa Bulurejo. "Mayoritas UMKM di Bulurejo adalah produsen kerupuk, tepatnya di Dusun Nyanyat. Ada juga UMKM opak jepit, roti dan rempeyek, namun jumlahnya tak sebanyak UMKM kerupuk. Bahkan produksi kerupuk dari sini sudah dipasarkan hingga keluar daerah juga," tandas Lurah Iwan, sapaan akrabnya. Kehadiran UMKM - UMKM itu membantu pemerintah desa dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Utamanya bisa menyerap tenaga kerja dari warga sekitar. "Kami terus mendorong agar para pelaku UMKM semakin berkembang. Mulai dari segi kuantitas produksi hingga pemasarannya," tutup kades tiga periode tersebut. Azmi Uci Pambudi adalah salah satu pelaku UMKM Kerupuk di Desa Bulurejo. Pemuda berusia 25 tahun itu meneruskan usaha keluarganya yang sudah berdiri sejak tahun 2011. Kini, rumah produksi di Dusun Nyanyat menjadi yang terbesar di desa setempat. "Sehari kapasitas produksi bisa sampai 750 kilogram kerupuk," katanya, kemarin. Untuk menjalankan usahanya tersebut, Uci mempekerjakan sekitar 20 orang karyawan. Baik dari warga sekitar maupun luar daerah. Para pekerja secara cekatan mengolah bahan utama tepung kanji menjadi adonan. Kemudian dicetak menggunakan mesin, lalu dikukus dan tahap akhirnya kerupuk dikeringkan. Kerupuk siap digoreng dan dinikmati kerenyahannya.. "Kalau di sini hanya fokus produksi saja, kerupuk - kerupuk mentah hasil produksi nanti kami kirim ke konsumen khususnya di wilayah Gresik dan Lamongan. Selain produksi kerupuk mentah, kami juga ada tempat penggorengan kerupuk di Kecamatan Bungah, Gresik dan Kecamatan Mantup, Lamongan," imbuh Uci, sapaannya. Ia bercerita tentang suka duka bisnis kerupuk. Bisnis ini sebenarnya menjanjikan, karena siapa yang tidak tahu dan suka kerupuk?. Namun terdapat sejumlah kendala, khususnya saat musim hujan. "Kalau musim kemarau seperti ini enak mas. Ketersediaan bahan baku utama tepung kanji mudah, harga murah dan kualitas bagus. Pengeringan menggunakan sinar matahari juga maksimal," ucapnya. Tapi kalau sudah musim hujan, lanjut Uci, bahan baku sulit didapat dan harganya dipastikan meroket. Proses pengeringan juga semakin susah. "Kalau musim panas gini biasanya pengeringan cukup 5 jam, kalau musim hujan bisa tiga hari dan itu berpengaruh terhadap kualitas kerupuknya. Bahkan ada yang sampai tidak produksi," tandasnya. Beruntung, usahanya sekarang sudah memiliki alat oven yang bisa dipakai saat musim hujan. "Dengan menggunakan oven, saat musim hujan produksi tidak terganggu. Di sini pencetakan kerupuk juga sudah menggunakan mesin, tidak lagi manual menggunakan tangan. Hasilnya produksi lebih cepat dan bentuknya juga bagus. Kebanyakan di desa sini masih tradisional," tukas Uci. Banyaknya UMKM kerupuk Desa Bulurejo mampu memenuhi permintaan pasar dengan baik. Salah satu keunikan dari kerupuk di sini adalah penggunaan bahan utama tepung kanji dan bumbu terasi udang. Kombinasi yang memberikan rasa yang berbeda dan membuat kerupuk ini menjadi favorit. "Tinggal kami butuh pendampingan agar produk ini bisa semakin dikenal secara luas," tegasnya. Olahan kerupuk hasil UMKM Bulurejo ini biasanya mudah ditemui di rumah - rumah makan. Berwarna putih seperti kerupuk bawang. "Untuk kerupuk mentah perkilogramnya seharga Rp 15.000 - Rp 15.500, menyesuaikan bahan baku juga. Tapi yang pasti di sini tidak pakai pengawet dan rasanya sudah diakui lezat. Anda wajib coba," tutupnya.(and/har)
Sumber: