KPU Kota Madiun Jangan Jadi Boneka

KPU Kota Madiun Jangan Jadi Boneka

Madiun, memorandum.co.id- Puluhan warga Kota Madiun ngluruk lembaga penyelenggara pemilu kemarin (22/8). Mereka yang tergabung dalam LSM Wahana Kedaulatan Rakyat (WKR) menuntut komisi pemilihan umum (KPU) dan badan pengawas pemilu (Bawaslu) setempat bekerja profesional pada Pemilu 2024 mendatang. ‘’Kami datang ke KPU dan Bawaslu Kota Madiun untuk mencari jawaban atas keresahan masyarakat,’’ ungkap Koordinator LSM WKR, Budi Santosa kemarin. Sebelum ke kantor Bawaslu, rombongannya sempat ngluruk KPU. Pihaknya menyoalkan profesionalitas komisioner KPU. Ia menginginkan KPU menyelenggarakan Pemilu 2024 tanpa membawa kepentingan pihak-pihak tertentu. ‘’Ini bukan kepentingan satu atau dua orang saja. Ini kepentingan orang banyak. Kami meminta KPU tidak terpengaruh oleh oknum-oknum,’’ tuturnya. Di KPU, rombongan memberikan sebuah sangkar burung berisikan boneka. Bawaan itu memberikan pesan moral bagi KPU agar tidak terkungkung dalam kepentingan pihak tertentu dalam penyelenggaraan pesta demokrasi. ‘’KPU jangan jadi boneka pihak tertentu. Harus menjadi KPU yang berintegritas,’’ pintanya. Sedangkan di kantor Bawaslu, Budi mengaku tak sedikit masyarakat resah lantaran mengendus indikasi adanya permainan jual-beli jabatan atau kursi komisioner Bawaslu. Mulai pusat, provinsi hingga kabupaten/kota. Pun, nama komisioner Bawaslu terpilih asing terdengar di telinga masyarakat. ‘’Indikasi atau dugaan jual-beli kursi ini ditandai pengumuman komisioner yang beberapa kali mengalami penundaan,’’bebernya. ‘’Apalagi, komisioner saat ini orang-orang baru yang belum diketahui masyarakat dan mampu menyingkirkan incumbent (petahana) yang dinilai memiliki kompetensi dan ketokohan,’’ imbuh Budi. Budi menilai kursi komisioner Bawaslu tak bisa serampangan diisi. Pasalnya, pekerjaan mereka menyangkut hajat seluruh masyarakat Kota Madiun. Yakni, membantu masyarakat menciptakan pesta demokrasi yang adil hingga melahirkan anggota legislatif maupun kepala daerah yang berkualitas. ‘’Kalau penyelenggara adil dan jujur, insyaAllah ajang pesta demokrasi berjalan baik dengan hasil yang memuaskan masyarakat. Tapi, kalau tidak, ya wallahualam,’’timpalnya. Sebelum meninggalkan Bawaslu, kata Budi, pihaknya sengaja membawa dan memberikan oleh-oleh berupa pisang mentah beserta karbit. Bukan tanpa alasan, buah tangan itu memiliki pesan moral yang cukup menohok. ‘’Komisioner Bawaslu ini ibarat pisang mentah. Mereka masih mentah pengalaman karena baru, sehingga butuh karbit (bantuan, Red) agar segera matang,’’ terangnya. Terpisah, Ketua Bawaslu Kota Madiun Wahyu Sesar Tri Sulistyo Nugroho mengatakan, pihaknya membuka pintu bagi masyarakat untuk mengenal jauh unsur dan latar belakangpara komisioner bawaslu. Pun, pihaknya berharap LSM juga ikut berperan sertamembantu tugas bawaslu dalam hal megawasi jalannya tahapan pemilu. ‘’WKR mewakili masyarakat yang belum kenal dengan kami untuk lebih kenal. Ini kewajiban kami mengenalkan dan menyosialisasikan bagi masyarakat,’’ ujarnya. Wahyu berjanji bakal segera beradaptasi pada tugas barunya. Pun, telahmenyusun sejumlah program dalam mengawal serta mengawasi jalannya pestademokrasi. Baik kepemiluan pileg hingga pilkada mendatang. ‘’Kami akan bekerjasesuai komitmen dan amanat undang-undang. Yakni, mengawasi seluruh tahapapemilu,’’ jelasnya. Sementara, Ketua KPU Kota Madiun Wisnu Wardhana tak menampik adanyarombongan masyarakat ngluruk ke kantornya. Pun, KPU membuka pintu bagi mereka untukberdiskusi bersama. Termasuk menerima kritik maupun masukan bagi KPU. ‘’Kami menerima baik. Ini juga harapan kami untuk diingatkan masyarakat,’’ ucap Wisnu. Wisnu berjanji menjaga integritas KPU sebagai penyelenggara pemilu.Pihaknya tidak terbelenggu oleh kepentingan pihak tertentu yang merusak tatanandemokrasi. ‘’Kami berharap penyelenggaraan pemilu terus berjalan baik,’’ pungkasnya.(mas/ono)

Sumber: