5 Tokoh Filsafat Islam Yang Menginspirasi, Nomor 2 Jarang Diketahui

5 Tokoh Filsafat Islam Yang Menginspirasi, Nomor 2 Jarang Diketahui

Surabaya, memorandum.co.id - Zaman keemasan Islam menciptakan banyak filsuf Muslim. Beberapa dari mereka mungkin sudah familiar, namun masih banyak para filsuf Islam yang masih asing di telinga. Para filsuf Islam ini melengkapi pemikiran-pemikiran filsuf barat yang dikombinasikan dengan kitab suci Al-Qur’an. Kombinasi tersebut menghasilkan suatu pemikiran filsafat yang sesuai dengan prinsip dan ajaran Islam. Keberadaan mereka menjadi bukti akan budaya intelektual Islam. Berikut adalah nama-nama filsafat Islam yang penuh inspirasi.

  1. Ibnu Sina
Salah satu tokoh cendekiawan yang berjasa dalam menerjemahkan karya-karya Aristoteles dan meleburkannya dengan ajaran Islam adalah Ibnu Sina atau dalam dunia Barat dikenal dengan Avicenna. Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Al-Husain ibnu 'Abd Allah ibn Hasan ibnu Ali ibn Sina ia juga dikenal dengan sebutan Abu Ali al-Husayn Ibn Abdullah. Ibnu Sina terkenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia berkat jasa-jasanya dalam pengembangan dunia kedokteran. Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Al Shifa dan Al Qanun fi Tibb yang menjadi buku rujukan dunia kedokteran modern.
  1. Al-Hallaj
Abu Abdullah Husain bin Mansur Al-Hallaj atau biasa disebut dengan Al-Hallaj adalah salah seorang ulama sufi yang dilahirkan di kota Thur yang bercorak Arab di kawasan Baidhah, Iran Tenggara. Al-Hallaj merupakan syekh sufi abad ke-9 dan ke-10 yang paling terkenal. Ia terkenal karena berkata: "Akulah Kebenaran", ucapan yang membuatnya dieksekusi secara brutal. Bagi sebagian ulama islam, kematian ini dijustifikasi dengan alasan bid'ah, sebab Islam tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan Allah dan karena Kebenaran (Al-Haqq) adalah salah satu nama Allah, maka ini berarti bahwa Al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sezaman dengan Al-Hallaj juga terkejut oleh pernyataannya, karena mereka yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh mengungkapkan segenap pengalaman batiniahnya kepada orang lain. Mereka berpandangan bahwa Al-Hallaj tidak mampu menyembunyikan berbagai misteri atau rahasia Ilahi, dan eksekusi atas dirinya adalah akibat dari kemurkaan Allah lantaran ia telah mengungkapkan segenap kerahasiaan tersebut. Meskipun Al-Hallaj tidak punya banyak pendukung di kalangan kaum sufi sezamannya, hampir semua syekh sufi sesungguhnya memuji dirinya dan berbagai pelajaran yang diajarkannya.  
  1. Al-Kindi
Al-Kindi memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya'kub ibn Ishaq ibn Shabbah ibn Imran ibn Ismail Al-Ash'ats ibn Qais Al-Kindi, lahir di Kufah (Irak) pada tahun 801 M tepatnya pada masa Daulah Abbasiyah. Nama Al- Kindi sendiri dinisbatkan kepada marga atau suku leluhurnya, salah satu suku besar zaman pra-Islam. Al-Kindi melewati masa kecilnya di Kufah dengan menghafal Al-Qur'an, mempelajari tata bahasa Arab, kesusastraan Arab dan ilmu hitung. Selanjutnya Al-Kindi mendalami pelajaran fikih dan kajian keilmuan baru yang disebut kalam. Akan tetapi, kecenderungan Al-Kindi lebih mengarah pada ilmu pengetahuan dan filsafat. Al-Kindi mencurahkan perhatiannya untuk menerjemahkan dan mengkaji filsafat serta pemikiran rasional lainnya yang marak saat itu. Para sejarawan memberi julukan kepada Al-Kindi sebagai "Filosof Arab" disebabkan dia adalah satu-satunya filosof muslim keturunan Arab asli. Al-Kindi telah menulis banyak karya yang meliputi berbagai macam bidang ilmu. Ibnu Nadhim mengatakan bahwa Al-Kindi telah merilis 260 judul karya, seperti filsafat, logika, dan kosmologi. Akan tetapi, sedikit saja jumlah karya Al- Kindi yang sampai ke tangan orang-orang setelahnya. Sebagian riwayat mengklaim bahwa karya-karya Al-Kindi hilang semasa kepemimpinan Khalifah Al-Mutawakkil. Pemikiran Al-Kindi ditemukan dalam Risalah Fal-Hudat al-Asvya. Al-Kindi mengemukakan dalil yang lazim digunakan para teolog, yaitu dalil baharu alam, dalil keragaman dan kesatuan, dan dalil pengendalian alam dalam keteraturan.  
  1. Al-Ghazali
Abu Hamid Al-Ghazzali adalah salah satu ulama terpenting dalam pemikiran Islam. Dia adalah seorang filsuf, seorang sarjana hukum, dan seorang teolog, lalu menjelang akhir hidupnya, ia menjadi seorang pemikir mistik. Bagi banyak Muslim, Al-Ghazzali adalah teladan, seorang pembaru Islam. Dia telah mencoba menengahi perpecahan saat ada banyak perselisihan pada zamannya, yaitu antara filsuf dan teolog, antara rasionalis dan tradisionalis, serta Mistik dan ortodoks. Al-Ghazzali menjembatani dengan gagasan yang tertuang dalam Ihya Ulum al-Din atau Kebangkitan Ilmu Agama, yang berisi catatan upaya besar-besaran untuk menemukan cara emas di antara semua tren yang berbeda ini. Kedewasaan pemikiran Al-Ghazzali sangat menarik. Setelah krisis intelektual dan kebangkitan spiritualnya, ia menjadi lebih seperti Syekh Rabbani dari India, yang menyeimbangkan Syariah dan Tarekat (hukum dan mistisisme).  
  1. Ibnu Arabi
Ibu Arabi merupakan murid dari Ibnu Rusyd. Meskipun pemikiran Ibnu Arabi tidak mengekor pada gurunya, namun ajaran Ibnu Rusyd akan berpengaruh pada jalan pemikiran filsuf muslim satu ini. Ibnu Arabi barangkali adalah pemikir filosofis Muslim yang paling unik, paling membingungkan, dan sekaligus paling mendalam. Dia bukanlah seorang filsuf Muslim rasional, seperti Ibnu Rusyd. Ibnu Arabi mungkin adalah pemikir postmodern dan feminis pertama dalam warisan intelektual manusia. Karya-karyanya "Fusus al-Hikam" (Bezels of Wisdom) dan "Futuhat al-Makiyyah" (The Meccan Openings) bisa jadi merupakan puncak pemikiran mistik dan filosofis Islam. Ibnu Arabi memberikan penjelasan yang paling meyakinkan tentang tujuan dan makna penciptaan sebagai penyingkapan diri (Tajalli) Tuhan yang berkelanjutan. Itulah beberapa tokoh filsafat Islam ternama yang membahana sekaligus menginspirasi dasar pemikiran zaman sekarang. Bagaimana pendapatmu? (mg1/gus)

Sumber: