Kawin Muda, Rumah Tangga Tak Pernah Tenteram (4)

Kawin Muda, Rumah Tangga Tak Pernah Tenteram (4)

Untuk menjawab pertanyaan siapakah yang dimaksud sebagai Say dalam telepon, juga sekalian menjawab pertanyaan dari mana Jostro mendapatkan sabu, Winih mencoba mencari informasi tentang selengkapkanya soal Jostro.   Suatu saat Winih membuntuti Jostro ketika berangkat kerja. Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil karena laju motor Winih selalu kalah cepat dibanding laju motor Jostro. Motornya selalu tertinggal. Selain lebih jelek—karena dibeli bekas, beda dengan motor Jostro yang relatif baru; Winih juga tidak bisa selincah Jostro dalam membedah kemacetan jalan-jalan di Surabaya. Tidak berputus asa, Winih mencari tukang ojek yang motornya terlihat bisa berlari kencang. Agak sulit, tapi akhirnya dapat. Winih lantas janjian dengan driver ojek tadi untuk membuntuti Jostro. Singkat cerita, tidak lama berselang Winih mengetahui tempat kerja Jostro. Di sebuah kompleks pertokoan. Dari luar tampak sepi-sepi saja, tapi yang datang dan pergi selalu silih berganti. Untuk memastikan tempat apa itu, suatu saat Winih nekat mencari informasi dari penjaga pos masuk kompleks pertokoan tadi. “Oh, itu tempat hiburan Mbak. Bukanya hanya malam hari. Lengkap. Ada karaoke. Ada diskotek. Ada panti pijat. Dll. Mbak mau melamar kerja tah? Ndakpapa saya anter,” tawar lelaki paruh baya itu. Lelaki tadi juga mengatakan bahwa sangat enak kerja di tempat ini. Pekerjaannya ringan tapi pendapatannya besar. “Gajinya saja sudah besar, apalagi ditambah tips-tips dari para tamu. Kalau pandai, kita juga bisa mendapatkan pemasukan lain. Enak Mbak kerja di tempat itu,” tambah si penjaga pos seperti mempromosikan tempat hiburan itu. Winih yang masih memakai helm tidak menanggapi omongan lelaki tadi. Dia segera pamit. Pada saat bersamaan, dari arah jalan raya masuk sebuah mobil. Sedan kecil. Saat mendekat, kaca jendelanya terbuka. Sopirnya seorang perempuan. Cantik. Dia mengulurkan sesuatu. Nasi bungkus atau gorengan. Winih memperhatikan wajah perempuan tadi. “Sepertinya aku kenal orang ini. Tapi, siapa ya?” batin Winih. Setelah mencari informasi ke sana-kemari, Winih tahu persis pekerjaan suaminya. Satpam rumah hiburan malam. Posisinya tak sembarangan; komandan. Perawakan tinggi-besar dan ketegasannya sangat cocok dengan posisi itu. Kabar lain menyebutkan Jostro mendapatkan posisi seperti itu karena dekat dengan manajer personalia rumah hiburan tersebut. Namanya sebut saja Ningrat, mantan terapis. Ningrat juga yang memasukkan Jostro bekerja di tempat itu. “Kabarnya mereka sangat dekat dan tinggal serumah,” tutur Winih. (jos, bersambung)  

Sumber: