Elaktabilitas PDI-P Tertinggi di Jatim

Elaktabilitas PDI-P Tertinggi di Jatim

Surabaya, memorandum.co.id-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih memimpin elektabilitas tertinggi partai politik di Jatim. Sebagai parpol terbesar secara nasional dalam 1 dekade ini, PDI-P khususnya di Jatim semakin dipastikan semakin kuat dan menyongsong Pemilu 2024 mendatang. Riset survey yang di dilakukan Surabaya Survey Center (SSC), mengenai kecenderungan perilaku pemilih masyarakat Jawa Timur menjelang Pemilu 2024, menempatkan partai berlogo banteng bermoncong putihmenjadi jawara secara elektabilitas di Jatim. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid. Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan, elektabilitas PDIP berada di posisi puncak dengan memperoleh angka sebesar 23.7%. “Baru kemudian disusul oleh PKB dan Gerindra yang masing-masing mengantongi 19.8% dan 15.8% di urutan kedua dan ketiga,” ujar Ikhsan Rosidi, Rabu (09/08/23). Ikhsan menambahkan selain tiga posisi teratas, partai lain pun mengikuti seperti Demokrat dan Golkar dengan perolehan masing-masing 8.7% dan 7.2%, Nasdem 3.8%, PKS 3.5%, PAN 3.2%, PPP 2.2%, Perindo dan PSI masing-masing 1.8% dan 1%. “Lainnya, yakni PBB 0.3%, Hanura dan Ummat yang keduanya sama-sama 0.2%, Sementara partai Buruh, Gelora, PKN, dan Garuda kompak memeroleh 0.1%,” jelasnya. Menurut Iksan melambungnya elektabilitas PDI-P dikarenakan seluruh elemen dari mesin partai PDIP telah bekerja secara optimal, dengan program-program partai yang langsung menyentuh persoalan riil yang dihadapi masyarakat Jawa Timur “Sehingga dari waktu ke waktu tingkat penerimaan masyarakat terhadap PDIP semakin tinggi, dan secara langsung juga mengatrol elektabilitas PDIP di Jatim,” tegasnya. Namun demikian lanjut Iksan masih terdapat 8.2% dari seluruh responden yang memilih untuk tidak menjawab, atau menyatakan tidak tahu atau yang biasa disebut sebagai undecided voters. “Undecided voters sebesar ini adalah peluang atau ceruk yang relatif besar yang masih dapat diperebutkan dan digarap oleh partai-partai lainnya. Berdasarkan data empirik, perilaku memilih undecided voters ini akan menentukan pilihan pada detik-detik terakhir menjelang hari pencoblosan”, pungkasnya. Sebagai informasi, SSC lembaga survei yang bernaung dibawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, baru saja melakukan penelitian yang dilakukan oleh dari tanggal 25 Juli – 03 Agustus 2023 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. (day/ono)

Sumber: