Slamet Tewas Usai Berebut Ancakan di Prigen Pasuruan

Slamet Tewas Usai Berebut Ancakan di Prigen Pasuruan

Pasuruan, Memorandum.co.id - Tradisi tahunan selamatan desa yang digelar di Desa Dayurejo Kecamatan Prigen, Minggu (30/7) siang harus berakhir tragis. Sedianya selamatan desa itu upaya menghibur warga dengan cara menyuguhkan ancakan. Ancakan merupakan sarana panitia desa untuk menaruh berbagai hadiah atau doorprise bahkan makanan untuk diperebutkan warga desa. Namun, acara tersebut ternyata malah membuat keluarga Slamet (59), warga Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang harus berduka. Usaha Slamet untuk mendapatkan ancakan malah diganjar dengan meregang nyawa. Ia dinyatakan meninggal dunia setelah dinyatakan sesak nafas usai berdesakan dengan ribuan warga lainnya dalam berebut ancakan. Dalam video yang beredar di media sosial, bisa dengan jelas terlihat jika desakan warga di Dayurejo begitu keras. Pihak panitia desa awalnya sudah menyiapkan ancakan sedemikian rupa. Dibantu aparat keamanan, warga berusaha masuk melalui pintu gerbang dari teralis besi. Namun, setelah pintu perlahan terbuka, warga berrebut masuk. Mereka berdesakan satu dengan yang lain untuk masuk lebih dulu. Mereka ingin berebut berbagai hadiah yang ada di ancakan bergambar burung Garuda atau ancakan lain. Namun, situasi di lokasi halaman balai Desa Dayurejo siang itu terlihat begitu riuh. Warga yang datang ternyata dari berbagai daerah. Tidak hanya dari Dayurejo dan Prigen saja. Tapi juga dari wilayah lain. Bahkan, korban Slamet yang paro baya yang ternyata identitasnya berasal dari Kepanjeng, Malang. Aparat keamanan dibantu waarga merasa kewalahan untuk menahan antusias warga. Mereka saling dorong di pintu pagar balai desa. Antara halaman balai desa dengan banyaknya warga yang berebut masuk, rupanya tidak imbang. Sehingga, inilah yang menjadikan suasana menjadi panik. Karena banyak ibu-ibu, bapak dan anak terinjak-injak. “Hei, hei…sabar. Munduro,” ujar petugas keamanan meminta warga untuk mundur sejenak. Kapolsek Prigen, AKP Sugiyanto mengatakan bahwa korban meninggal dunia akibat sesak nafas saat sedang menonton acara selamatan desa, Minggu (30/7) siang. "Korban sesak Nafas. Tidak ikut berebut ancakan di halaman balai desa. Korban sebenarnya hanya menonton," kata AKP Sugiyanto. Acara selamatan desa di Desa Dayurejo sendiri merupakan agenda tahunan dan dilaksanakan oleh masyarakat desa. Tujuan digelarnya acara tersebut adalah untuk selamatan dan menolak balak segala sesuatu yang terjadi di wilayah Desa Dayurejo. Tadisi itu sendiri merupakan warisan dari nenek moyang dan terus dilestarikan di desa pada setiap tahunnya. Meninggalnya korban yang merupakan warga Kabupaten Malang sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Dan pihak keluarga sudah memberikan surat pernyataan kepada petugas, bahwa korban memang mempunyai riwayat sesak nafas. Pihak keluarga sudah ihlas menerima kematian korban. (kd/mh/gus)

Sumber: