Cuaca Tidak Menentu, Walikota Minta Tingkatkan Ketrampilan Tanggap Bencana
Malang, memorandum.co.id- Walikota Malang, Drs H Sutiaji meminta masyarakat hingga relawan untuk terus meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi bencana. Pasalnya, cuaca atau iklim elinino seperti saat ini, tidak bisa diprediksi. Perlunya, kesiapsiagaan akan perubahan cuaca, guna mengantisipasi berbagai kemungkinan kejadian. Hal itu disampaikan Walikota Malang, menjadi nara sumber pentingnya kesigapan masyarakat dalam menghadapi bencana di Kota Malang, di Hotel Montana 2, Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Selasa (18/7/23). "Semua pihak harus meningkatkan kemampuan untuk tangguh bencana. Dalam kondisi iklim seperti saat ini, harus meningkatkan kesigapan dalam berbagai kondisi," terang Walikota Malang, Sutiaji, Selasa (18/7/23). Bahkan lanjutnya, kesigapan dalam managemen kelurahan tangguh, harus tetap dikuatkan. Itu semua, tidak hanya isapan jempol namun harus benar benar dilaksanakan. Dalam kesempatan itu, juga dilakukan pelatihan managemen dapur umum. Tidak ketinggalan, termasuk managemen konflik. Karena, dalam kondisi melaksanakan pemberian bantuan, juga terkadang ada permasalahan internal. "Perlu juga, bagaimana menangani kejadian managemen konfik. Sehingga, jika itu terjadi, tidak berkepanjangan. Dan kembali fokus dalam memberikan bantuan," lanjutnya. Ia berpesan, terkait perubahan iklim, perlu adanya penguatan dan ketangguhan keluarga. Misalnya, yang berhubungan dengan keperluan dapur. Untuk saat ini, kata dia, kalau di Malang, bisa jadi tidak terlalu panas. Namun, akan berbeda jika berada di luar Malang. Hal itu, bisa saja berpengaruh terhadap keperluan dapur keluarga. Ia mencontohkan, ketersediaan garam dapur seperti saat ini, yang tidak seperti biasanya. Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno menerangkan, saat ini di setiap Kelurahan telah dibentuk responder. "Responder itu, sebagai agen. Bencana. Nantinya, selalu menginformasikan setiap kejadian. Itu update, setiap hari dari wilayah Kelurahan bahkan RT / RW. Mengolah dan menginformasikan data, dan dasbord-nya, bisa langsung di meja BPBD, Pak Sekda hingga Pak Walikota," terangnya. Disinggung potensi rawan bencana di Kota Malang, Prayitno mengaku telah berkoordinasi dengan akademisi. Untuk itu, telah dipetakan daerah rawan bencana. Termasuk, sampai dengan kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana. "Di Kota Malang, semua berpotensi. Namun, yang sering terjadi adalah kawasan Kecamatan Klojen dan Kecamatan Kedungkandang," pungkasnya. (edr/ono)
Sumber: