Ratusan Orang Tua di Gresik Ikuti Seminar Parenting, Wujudkan Lingkungan Bebas Bullying

Ratusan Orang Tua di Gresik Ikuti Seminar Parenting, Wujudkan Lingkungan Bebas Bullying

Gresik, memorandum.co.id-UPT SDN 6 Gresik menggelar Seminar Parenting dan Panen Karya di salah satu pusat perbelanjaan, Selasa (11/7/2023). Kegiatan ini mengusung tema 'Wujudkan Karakteristik Lingkungan Bebas Bullying. Jaga Diri, Jaga Teman, Jaga Lingkungan'. Serta menghadirkan narasumber artis kenamaan, Shahnaz Haque. Seminar parenting ini diikuti ratusan orang tua / wali murid. Semakin semarak dengan kehadiran narasumber lain dari Dinas Pendidikan Gresik dan Kepala UPT SDN 6 Gresik Hepy Yusita. Kegiatan dikemas secara interaktif dengan memberikan kesempatan tanya jawab bagi orang tua. Hepy Yusita mengatakan, pihaknya sengaja mengadakan kegiatan seminar parenting untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas bullying. Berangkat dari fenomena yang marak terjadi akhir - akhir ini, di mana pelajar menjadi pelaku dan korban bullying. "Kegiatan ini merupakan edukasi yang terbaik. Banyak pemberitaan di media massa terkait aksi bullying di lingkungan sekolah. Saya khawatirnya mereka (pelajar, red) mereka mencontoh yang tidak baik. Sehingga pemahaman ini penting untuk diberikan," tandas Kepala UPT SDN 6 Gresik. Seminar parenting ini sasarannya adalah orang tua, dengan memberikan pemahaman terkait pola asuh yang baik agar terhindar dari bullying. "Baru nanti saat MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah), kita berikan pemahaman kepada anak - anak agar tidak menjadi pelaku atau korban bullying," tandasnya. Sementara itu, Shahnaz Haque mengapresiasi tema yang diangkat dalam seminar parenting kalin ini. Menurutnya, semangat pencegahan bullying harus dilakukan dengan mengedepankan kolaborasi. Utamanya pada pilar pendidikan yakni sekolah, rumah dan masyarakat/komonuitas. "Oleh karena itu, tema ini sangat pas sekali, yakni kolaborasi. Jaga diri, jaga teman, jaga lingkungan," katanya. Dalam kesempatan tersebut, Shahnaz membagikan sejumlah tips agar anak terhindar dari bullying, baik itu sebagai pelaku maupun korban. Utamanya memahami perilaku bullying dan tanda - tanda anak menjadi korban bullying. "Lihat perubahan perilaku anak. Biasanya kalau menjadi korban bullying selalu beralasan tidak sekolah. Alasan sakit panas, sakit gigi dan sebagainya. Ini perlu dicek, orang tua mesti langsung ngobrol dengan wali kelas," beber narasumber kelahiran 1972 tersebut. Menurutnya, rumah dan sekolah harus menjalin komunikasi dengan baik, termasuk membangun berkolaborasi dengan masyarakat sekitar atau komunitas. Karena dengan kolaborasi akan mempermudah pengawasan terhadap aktivitas anak. Shahnaz juga meminta agar orang tua mengajarkan sejumlah hal kepada anak. "Pertama, ajarkan anak tidak boleh takut. Pelaku bullying itu memiliki kelainan kalau korban ketakutan mereka akan puas. Maka ajarkan anak untuk jadi pemberani, ajarkan anak teriak jangan hanya diam," tegasnya. Kemudian ajarkan anak untuk mengejar berprestasi dalam berbagai hal. Karena pelaku bullying takut dengan mereka yang berprestasi lantaran levelnya lebih tinggi. Selanjutnya, imbuh Shahnaz, minta anak untuk berteman sebanyak - banyaknya. Mereka yang tidak memiliki banyak teman rentan menjadi korban. Lalu, ajarkan anak untuk melawan dalam batasan tertentu. Artinya tidak hanya diam, karena akan menjadi luka batin yang sulit untuk dihapuskan. Melawan yang dimaksud masih dalam koridor kewajaran. "Satu lagi, ajarkan anak untuk menjadikan bullying sebagai penyemangat. Karena cara terbaik membalas bullying adalah dengan berprestasi. Terakhir, ini untuk anda orang dewasa lapor kepada pihak berwenang jika ada bullying. Karena ini ada tindak pidananya," tegasnya. Menutup pemaparannya, Shahnaz mengajak seluruh orang tua yang hadir untuk melindungi anaknya. Harapannya seluruh anak - anak jangan sampai menjadi pelaku atau jangan dampai menjadi korban bullying.(and/har/ono)

Sumber: