Lamongan, memorandum.co.id - Tidak diragukan lagi bahwa Lamongan memiliki sejarah dan budaya yang cukup banyak, tersebar di seluruh wilayahnya, mulai dari sejarah makam Dewi Andongsari, Gajah Mada, sejarah Sunan Drajat, Kapal Van Der Wijck, penemuan beberapa situs salah satunya candi patakan, budaya mendhak sangring, perahu ijon-Ijon, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dikatakan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dalam kegiatan Sarasehan Sejarah Gajah Mada pada Selasa (4/7) di Pendopo Lokatantra Lamongan, hal ini akan menambah wawasan dan literasi, juga memperkuat jati diri masyarakat Lamongan di tengah peradaban yang terus berkembang.
"Cerita tutur, cerita rakyat yang berkembang dan beribu-ribu tahun ini ada ditengah-tengah masyarakat, hari ini akan diserasehankan. Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan ini bisa menambah wawasan, literasi, dan pemikiran kita semua, sehingga hasil dari kegiatan ini nanti dapat menjadi literasi di hari esok," kata Pak Yes.
Beliau mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mendorong pelestarian budaya juga sejarah sebagai modal spiritual dalam membangun kekayaan Lamongan yang berkeadilan. Seperti diketahui bahwa Lamongan tengah berupaya merekonstruksi kejayaan yang ditorehkan pendahulunya untuk kembali membangun Lamongan yang sejahtera lahir dan batin, juga berkeadilan.
"Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mendorong adanya budaya, pelestarian sejarah, memelihara situs-situs yang menjadi temuan akhir-akhir ini, supaya temuan sejarah dan cerita rakyat ini menjadikan spirit, semangat, modal spiritual kita untuk membangun Lamongan ke depan. Sehingga ini nanti akan membuat jati diri masyarakat Lamongan terus terjaga sampai kapanpun, terlebih di tengah peradaban dunia saat ini," imbuhnya.
Dilaporkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah, bahwa Sarasehan Sejarah Gajah Mada dengan tema 'Kebangkitan Nusantara dari Bumi Lamongan' ini, adalah bentuk kolaborasi Disparbud Lamongan dengan Paguyuban Budaya Purwatikta Lamongan, yang merupakan kumpulan dari 12 komunitas budaya atau kelompok yang melebur menjadi satu, khusus mengkaji Sejarah Gajah Mada di Kabupaten Lamongan.
"Kali ini kami juga mengundang komunitas sejarawan, budayawan, dan akademisi untuk menyempurnakan, guna memperkuat sejarah di Kabupaten Lamongan. Ini sebagai salah satu bentuk kepedulian Bupati Lamongan dalam urusan pelestarian dan kemajuan kebudayaan di Lamongan. Semoga kegiatan seperti ini dapat menjadi penyemangat kita bersama dalam upaya terus melestarikan khazanah sejarah dan budaya Lamongan, sekarang hingga di masa yang akan datang," ucap Siti Rubikah.
Dalam sarasehan tersebut dibacakan Macapat Sejarah Gajah Mada, cerita rakyat Dewi Andongsari, juga paparan ilmiah oleh Dwi Cahyono Sejarawan dan Arkeolog Universitas Negeri Malang, Wicaksono Dwi Nugroho dari Badan Pengelola Museum dan Cagar Budaya Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, juga dari Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI.(*)