Lamongan, memorandum.co.id - Menurut Islam, kurban diartikan menyembelih hewan tertentu pada Hari Raya Idul Adha karena Allah SWT, oleh karena itu, bentuk yang diterima oleh Allah adalah ketaqwaan yang digambarkan dengan kesediaan dan kerelaan karena Allah. Hal tersebut disampaikan KH. Chusnan Ali (Wakil Rais PWNU Jatim) saat bertugas menjadi khatib dalam pelaksanaan Sholat Idul Adha, pada Kamis (29/6) di Masjid Agung Lamongan.
Disampaikan KH. Chusnan Ali, banyak keteladanan yang bisa diambil dari kisah hidup Nabi Ibrahim as., dimana sejak kecil sudah beradu argumen dengan ayahnya terkait patung sesembahan, perjalanannya mencari Tuhan, hingga seluruh hidupnya yang dijalani dengan penuh ketaatan dan rasa cinta pada Allah SWT. Selain itu, juga terkait rangkaian haji yang dianggap sebagai rekonstruksi besar yang diukir Nabi Ibrahim dengan sarat makna positif dalam kehidupan.
Tidak hanya itu, kurban yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as. dikatakan KH. Chusnan Ali sebagai kerelaan dan keikhlasan, manifestasi ketaqwaan. "Keutamaan kurban memiliki nilai bagi pelaku, setiap helai bulu kurban dicatat sebagai kebaikan. Kerelaan untuk berkurban yang dicontohkan Nabi Ibrahim as. ini harus kita teladani," tuturnya.
Ditemui setelah melaksanakan Sholat Idul Adha di Masjid Agung Lamongan, Bupati Yuhronur Efendi berharap Perayaan Hari Raya Idul Adha 1444 H ini dapat memberikan kebahagiaan bagi setiap lini masyarakat di Kabupaten Lamongan.
"Alhamdulillah, semoga kerelaan dan keikhlasan kita berkurban diterima sebagai bentuk ketaqwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT. Melalui kurban ini juga semoga dapat memupuk sifat senang berbagi, berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara kita, merayakan Idul Adha dengan penuh suka cita," ucap Pak Yes.
Dalam Idul Adha 1444 H ini, Pak Yes telah menyiapkan 6 ekor sapi dan 10 kambing yang disebar merata di berbagai tempat penyembelihan.
Bertindak sebagai Imam Sholat Idul Adha, KH. Ach. Muchlas Aziz dari Pondok Pesantren Al-Ma'ruf 2 Lamongan.(*)