Rasakan Hadirnya Polisi, Keluarga Roni: Dirgahayu Polri

Rasakan Hadirnya Polisi, Keluarga Roni: Dirgahayu Polri

Malang, memorandum.co.id - Manusia dilahirkan dengan Takdir dan cerita hidupnya masing masing. Bahagia sedih hingga pahit ketir, menjadi dinamika, yang harus dijalani. Tetap ikhlas dan bersyukur, bisa membuat hati terhibur. Hidup adalah perjuangan yang harus diperjuangkan. Meskipun hidup milik Tuhan Yang Kuasa, manusia berkesempatan berikhtiar. Bekerja keras, beraktivitas, tak kenal lelah mengejar impian. Karena hidup, adalah sawang sinawang. Pasangan suami istri (pasutri), Rony Wijaya (45), Sari Widiyawati (40) warga Bandulan Gang 4 RT 4 / RW 3, Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, mungkin bisa menjadi Inspirasi. Pekerja keras, dan mensyukuri apa yang dimiliki. Ditemui di rumahnya, ia menceritakan, bahwa sudah sejak beberapa tahun, ia menjalani profesi sebagai pasukan kuning, penarik sampah warga. Dijalankan dengan keikhlasan, serta berharap Ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa. "Saya sudah menjalani profesi penarik sampah warga sejak tahun 2015. Dengan medan naik turun, hingga keluar masuk gang. Karena itu, hanya bisa dilakukan manual. Gerobak sampah ditarik tangan," terangnya, mengawali cerita. Ia menambahkan, ada sekitar 4 wilayah Rukun Tetangga (RT) yang menjadi tanggung jawabanya. Dari wilayah itu, berisikan ratusan Kepala Keluarga (KK). Tentu saja, ia mendapatkan honor atau gaji dari tenaganya. Setiap hari, bapak dengan 2 putra ini berangkat bekerja sekitar pukul 08.00 pagi. Setelah berkeliling ke bebarapa wilayah RT, Roni baru pulang kembali sekitar pukul 16.00. Jika terlalu banyak, ia baru bisa pulang sekitar jam Magrib. Apalagi, tempat pembuangan sampah sementara (TPS), juga lumayan jauh. TPS Mulyorejo, bisa berjarak sekitar kurang lebih 5 km dari tempat tinggalnya. "Pulangnya, tergantung kondisi sampah. Kalau terlalu banyak, sekitar Magrib, baru bisa pulang. Lokasi pengambilan sampah warga, jalanya naik turun. Jadi tidak bisa cepat jalannya. Ya begitulah," ungkap Roni. Sang istri, Sari Widyawati, selalu mendukung dan menyemangati. Karena hidup memang tidak mudah. Berharap, lelah yang selama ini dirasakan, bisa menjadi berkah. Bekerja, berusaha, berdoa, sehingga hati bisa bahagia. Apalagi, dengan dua buah hati, Yozay Wijaya (11) dan Dika Wijaya (5), seakan telah melengkapi kebahagiaan. Honor ataupun upah dari menarik sampah, digunakan ke berbagai keperluan. Cukup atau tidak, tergantung sudut pandang. Tidak selalu keinginan harus dipenuhi. Karena tidak semua keinginan, menjadi kebutuhan. Skala prioritas, menuju kunci dalam pengelolaan. Tidak perlu ditangisi, apa yang tidak bisa dimiliki. Tuhan tentu tahu, apa yang terbaik. "Kami tinggal di sini (rumah yang tidak terlalu besar), sudah sekitar 10 tahun. Ya kondisinya, kurang layak. Tapi ini yang kami miliki," tutur Widiyawati. Keluarga Roni, juga terbilang kreatif. Sampah yang telah dikumpulkan, mereka pilah. Antara yang masih bernilai ekonomi, atau yang memang tinggal dibuang saja. Dari pemilhan sampah itu, ia mendapat penghasilan tambahan. Karena, bisa dijual sendiri kepada pengepul. "Kalau jual, sekitar 1 mingguan memilah sampah. Biasanya, laku 100 - 120 ribu. Tetap berdo'a, semoga menjadi berkah," tambahnya. Namun, rupanya Tuhan telah mendengar dan mengkabulkan doa keluarga Roni. Ia ditunjukan jalan, melalui komentar di Instagram (IG). IG Polresta Malang ini menyebut, jika tanggal 1 Juli, merupakan Hari Ulang Tahun Bhayangkara Polri. Di moment sepecial itu, Polri menunjukkan kehadirannya di tengah masyarakat, lewat sejumlah aksi sosial. "Di IG nya Polresta Malang Kota itu, saya sampaikan jika anak saya Yozay, lahir tanggal 1 Juli 2012. Kemudian, dibalas komentar itu, sama Pak Kapolresta, Pak Budi," ungkapnya. Setelah itu, ia mengaku disambung komunikasi oleh Eko Novianto. Pria yang belakangan ia ketahui sebagai Kasi Humas Polresta Malang Kota, Iptu Eko Novianto. "Kami disambung komunikasi dengan pak Eko. Mengkonfirmasi kebenaran kelahiran anak saya. Apakah benar tanggal 1 Juli. Bahkan, Pak Eko juga datang ke sini. Beliaulah yang kemudian mengundang kami atas perintah Pak Kapolresta," tambahnya. Undangan itu, kata dia adalah untuk hadir di Mako Polresta Malang Kota, untuk peringatan HUT Bhayangkara. Bahkan, tidak hanya Yozay, tapi juga juga sekeluarga. "Kami percaya gak percaya. Namun akhirnya, sekeluarga datang semua. Saya pikir, ini sebuah jawaban dari doa doa selama ini. Karena, baru ini, seorang Polisi nomor 1 pangkat tetinggi di Kota Malang, peduli bahkan mengundang kami," jelasnya. "Kemesraan" Polisi nomor 1 berpangkat Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto pun, terus berlanjut. Yozay bahkan, diatasnamakan Kurban pada perayaan Hari Idul Adha Polresta Malang Kota. "Sungguh Rahmat Tuhan, bagi hambaNya. Tak pernah terpikirkan sebelumnya. Kepedulian seorang polisi berpangkat tinggi, kepada kami. Selamat Hari Bhayangkara, Dirgahayu Polri. Terima kasih Kombes Budi, atas perhatian dan kepedulian selama ini. Sehat selalu, semakin sukses," pungkasnya. Moment selanjutnya, keluarga Roni sempat diundang di acara pergantian tahun. Sambil acara makan malam, dijalani dengan penuh kekraban dan kegembiraan. Seiring perjalanan waktu, kelahiran Yozay, memang menjadi berkah dalam kaluarga. Selain menjadi putra yang berprestasi dan rangking 1, Yoza yang bercita cita menjadi Polisi, menjadi “keberuntunganl". Atas kehendak dan Ridho, Tuhan Yang Maha Kuasa, rumah tempat tinggal keluarga Roni, masuk program bedah rumah Polresta Malang Kota. Salah satu rangkaian peringatan HUT Bhayangkara di tahun 2023. Kasi Humas Polresta Malang Kota, Aiptu Eko Novianto membenarkan, pihaknya yang mengkonfirmasi kepada keluarga Roni. "Atas petunjuk pimpinan, kami konfirmasi ke yang bersangkutan. Bahkan, saya juga datang ke rumahnya. Ya selanjutnya, pimpinan berkenan untuk bedah rumah si Yozay," terang Kasi Humas. Terpisah, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto membenarkan aksi bedah rumah keluarga Roni Wijaya. Selain rumah keluarga Roni, bedah rumah juga milik Sriana (75), tetangga rumah Sari, serta rumah Suwandi, warga Kecamatan Sukun. "Tidak harus menjadi hebat, untuk bermanfaat orang lain. Kami membantu bedah rumah, Agar lebih layak dari sebelumnya. Nyaman untuk ditempati," kata Kombes BuHer. Tidak hanya bedah rumah, Kapolresta Malang Kota juga membantu proses penyelesaian pembangunan satu tempat ibadah, di wilayah Kecamatan Sukun. Sehingga, lebih memberikan manfaat bagi masyarakat. (edr/ziz)

Sumber: