Buah Kawin Lari tanpa Restu Orang Tua (3-habis)
Gama menjawab tak kalah dingin bahwa apa pun yang dilakukan Gama, itu bukan urusan Darsih. Gama bahkan menantang Darsih untuk mengajukan cerai andai sudah merasa tak cocok dengan Gama. Darsih meradang. Dia tak jadi ke pasar, melainkan kembali ke rumah untuk dijemput dan diajak ke rumah orang tuanya. Darsih bertekad bakal menggugat cerai Gama. Apa pun yang terjadi. Darsih juga bertekad bakal mengasuh anak semata wayangnya. Jangan sampai hak asuh anak itu jatuh ke tangan Gama. Pasti bakal hancur berantakan masa depan anak itu. Ketika Darsih menceritkan itu, pengacaranya datang, Darsih melanjutkan ceritanya. Ternyata perempuan cantik yang dilihat Darsih pagi itu adalah penari striptis sebuah klub malam di kawasan Mayjen Sungkono. Dari cerita-cerita Darsih yang digali dari teman-teman, Gama sebenarnya tidak hanya dekat dengan penari striptis itu, sebut saja Ningsih, tapi juga dengan banyak wanita malam lain, pemandu lagu dan para waiters. “Tapi, katanya Gama memang lebih dekat dengan si Ningsih,” kata Darsih. Sejak pagi itu, hingga berita ini ditulis sekitar enam bulan kemudian, Gama tidak pernah pulang. Tidak pernah memberikan nafkah lahir maupun batin. Darsih yang sempat malu mengadukan masalah rumah tangganya ke orang tua akhirnya memberanikan diri untuk sowan dan berkeluh kesah. Ketika Darsih berpamitan ke kamar kecil, pengacaranya menambahkan bahwa Darsih nikah sama suaminya tanpa persetujuan orang tua. Gadis ini tampaknya korban pergaulan bebas zaman now. Dia hamil duluan dengan Gama. Mereka kawin lari. Dikawinkan paman si Darsih di Malang. Eee… nggak tahunya Gama terpikat penari striptis. Tumbang kena goyangannya yang yahud, kali,” imbuh sang pengacara, disusul tawa panjang. Pengacara tersebut menjelaskan bahwa proses sidang perceraian kliennya sudah tahap hak asuh anak. Darsih dan orang tuanya berharap hak asuh anak semata wayang Darsih-Gama jatuh kepada Darsih. Pertimbangan Darsih dan orang tuanya sederhana. Mereka mengkhawatirkan masa depan sang anak andai hak asuh anak itu jatuh ke Gama. “Sekarang saja gagal merawat diri sendiri, bagaimana nasib ananya andai ikut dia. Ya kan?” kata pengacara itu. Bersamaan dengan Darsih yang kembali dari kamar kecil, di pintu kantor sang pengacara muncul sesosok lelaki kumuh dengan pakaian sangat kumuh. “Kenalkan, Gama,” kata pengacara sambil memintaMemorandum menjabat tangan lelaki yang baru masuk tadi. Tanpa ekspresi lelaki itu menjabat tangan Memorandum dengan tatapan sangat tajam. Dia juga mengawasi gerak Darsih yang baru kembali dari kamar kecil, tapi perempuan ini leih memilih menunduk. (jos, habis)
Sumber: