Kreativitas Daur Ulang Siswa MAN 1 Malang, Pamerkan Miniatur Jembatan ‘Stik Ice Cream-Sedotan’

Kreativitas Daur Ulang Siswa MAN 1 Malang, Pamerkan Miniatur Jembatan ‘Stik Ice Cream-Sedotan’

Malang, memorandum.co.id - Mendorong kreativitas siswa, MAN 1 Malang menggelar unjuk karya memanfaatkan barang tidak terpakai dan bahan sederhana, di halaman MAN 1 Malang, Jl Raya Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Salah satunya, karya kelas 10-i yang memamerkan miniatur jembatan menggunakan bahan baku stik ice cream dan sedotan yang dikreasi dengan apik. Juga ditampilkan karya lain hasil daur ulang barang bekas, frame aesthetic, yang dapat digunakan souvenir menarik. Siswa kelas 10-I Ratu Aulia Najwa Ardafa menyampaikan karya teman sekelasnya ini menggunakan barang sederhana yang mudah diperoleh dan selanjutnya didaur ulang menjadi barang baru yang unik dan menarik. “Kami memilih bahan yang mudah dicari. Seperti sedotan yang kami gunakan tidak beli tapi memanfaatkan sedotan yang telah dipakai teman-teman kita sendiri,” ujarnya usai presentasi dihadapan tim juri, Jumat (23/6). Konsep karya dan bahan yang digunakan ini menurutnya merupakan hasil kesepakatan teman sekelas. Dan untuk pengadaan bahan baku sampai dengan pengerjaan dilakukan bersama-sama. “Alhamdulillah, dengan menggunakan bahan bekas setelah dirangkai menjadi barang yang menarik. Salah satunya adalah miniatur jembatan ini,” tutur Ratu. Gelar karya ini diikuti semua kelas 10 untuk menuntaskan beban pembelajaran. Gelar karya menampilkan 10 stand, mulai kelas 10-a sampai 10-j. Setiap kelas menampilkan karya kreatif dengan bahan barang bekas. Pameran karya ini merupakan hasil dari program project 3 Kurikulum Merdeka yaitu “Menumbuhkan Jiwa Kepedulian terhadap Lingkungan Melalui Sistem Pengolahan Sampah (3R) untuk Mewujudkan Madrasah Adiwiyata’. Dengan mengusung tema ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’ MAN 1 Malang mengajak para siswa kelas 10 untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Dimulai dari meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan, kelestarian, dan keasrian lingkungan. Ratu menyebutkan setiap kelas membuat 5 karya berbahan dasar barang bekas. “Jadi semua karya yang dipamerkan dalam gelar karya ini menggunakan teknik recycle (penggunaan barang bekas menajdi bahan baku barang baru, red),” katanya. (ari/gus)

Sumber: