Manggung Lagi di Kota Pahlawan, Mel Shandy Serasa Nostalgia

Manggung Lagi di Kota Pahlawan, Mel Shandy Serasa Nostalgia

Surabaya, memorandum.co.id - Bagi Mel Shandy, Surabaya merupakan kota spesial. Lady rocker era 80 dan 90an itu mengaku memulai kariernya dari Kota Pahlawan. Tak heran jika kembali ke Surabaya serasa nostalgia untuknya. Pemilik nama lengkap Melinda Susilarini ini sebenarnya asli Bandung. Namun kariernya meroket setelah hijrah ke Surabaya. Pada saat itu ia berada di bawah naungan label Logiss Records milik Log Zhelebour. “Nama besar saya berawal dari Surabaya. Bersama Mas Log. Bahkan, orang-orang mengira saya dari Surabaya. Termasuk di tanah kelahiran saya sendiri di Bandung,” kata Mel Shandy pada Jumat (23/6/2023) malam. Mel Shandy menyebut Surabaya seperti rumah sendiri. Maklum, dia cukup lama di Kota Pahlawan. Mulai 1989 hingga awal 2000. “Saya terakhir kali ke Surabaya sebelum pandemi Covid-19. Pada saat itu saya menjadi juri dan bintang tamu di salah satu mal,” kenang istri Dany Sabian tersebut. Setelah pandemi Covid-19 berakhir, Mel Shandy kembali menyapa para pecinta musik rock di Kota Pahlawan. Dia akan tampil dalam di event Surabaya Special Rock Night pada Sabtu (24/6/2023) malam. Penyanyi yang hits dengan lagu Bianglala serta Ulah Tuan dan Nona tersebut hadir bersama Lady Avisha, rekan duetnya dulu semasa mengikuti Festival Rock se-Indonesia IV pada 1987. “Kami bersahabat dari kecil. Saya, Mel, Cut Irna, dan Nike Ardilla. Jadi saat ada kesempatan ke Surabaya, kami naik mobil dari Bandung sekaligus tapak tilas perjuangan kami dulu,” ujar Lady Avisha. Sastra Harijanto Tjondrokusumo dari Komunitas Indonesia Satu menceritakan, kesempatan untuk mendatangkan Mel Shandy ke Surabaya tak lepas dari campur tangan Cut Irna. “Digagas begitu cepat sekali. Hanya diberi waktu selama lima hari oleh Cut Irna,” ungkap Harijanto. (rid/gus)

Sumber: